Minggu, 20 Desember 2015

Dr. Zakir berbicara seputar nama Allah

Seorang wanita non muslim –di
antara ribuan hadirin- bertanya
kepada DR Zakir Naik mengapa Allah
disebut Allah, tidak disebut dengan
nama lainnya?
Seperti biasanya, DR Zakir
memberikan jawaban yang brilian.
“Saudari itu bertanya mengapa Allah
disebut Allah, tidak nama lainnya.
Jawabannya ada dalam Al Qur’an
surat Al Isra’ ayat 110.
ﻗُﻞِ ﺍﺩْﻋُﻮﺍ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﺃَﻭِ ﺍﺩْﻋُﻮﺍ ﺍﻟﺮَّﺣْﻤَﻦَ ﺃَﻳًّﺎ ﻣَﺎ ﺗَﺪْﻋُﻮﺍ ﻓَﻠَﻪُ ﺍﻟْﺄَﺳْﻤَﺎﺀُ
ﺍﻟْﺤُﺴْﻨَﻰ
Katakanlah, serulah Allah atau
serulah Ar Rahman. Dengan nama
yang mana saja kamu seru, Dia
mempunyai asma’ul husna (QS. Al
Isra’: 110)
Kau bisa menyebut Tuhan (Allah
Subhanahu wa Ta’ala) dengan nama
apapun, tapi haruslah nama-Nya
yang benar, haruslah nama yang
diberikannya pada diri-Nya sendiri.
Dan ada 99 nama yang disebutkan
dalam Al Qur’an dan hadits shahih;
Ar Rahman, Ar Rahim, Al Karim, Al
Hakim, dan seterusnya tak kurang
dari 99 nama. Dan yang menjadi
mahkotanya adalah “Allah”.
Dan firman Allah “Allah memiliki
asma’ul husna” ini selain tercantum
dalam surat Al Isra’ ayat 110 juga
diulang dalam surat Thaha ayat 8, Al
A’raf ayat 180 dan surat Al Hashr ayat
24 di mana Allah menjelaskan bahwa
Dia memiliki asma’ul husna. Tapi
nama yang menjadi mahkota adalah
“Allah”.
Mengapa Muslim lebih senang
menyebut “Allah” daripada
menggunakan bahasa Inggris “God”?
Saudari, alasannya adalah, semua
nama dan kata yang lainnya dapat
mereka mainkan. Misalnya jika
engkau menambahkan “s” pada kata
“God”, dia menjadi Gods (tuhan-
tuhan). Namun tidak ada bentuk
jamak dari kata “Allah”. Dialah yang
Maha Esa.
Jika engkau menambahkan kata
“dess” pada kata “God” dia menjadi
“Goddes” (tuhan perempuan).
Dalam Islam, tidak ada yang namanya
“Allah laki-laki” atau “Allah
perempuan”. Allah tidak memiliki jenis
kelamin.
Jika kau menambahkan “Bapak” pada
“Tuhan” maka menjadi “Tuhan
Bapak”. Tidak ada yang namanya
Tuhan Bapak dalam Islam.
Jika kau menambahkan “Ibu” pada
“Tuhan” maka menjadi “Tuhan Ibu”.
Tidak ada yang namanya Tuhan Ibu
dalam Islam.
Jika kau menambahkan nama tertentu
pada “Tuhan”, jadilah ia “Tuhan
Palsu”. Dalam Islam tidak ada Allah
palsu. Itulah mengapa kami muslim
lebih suka menyebut “Allah” sesuai
dengan bahasa Arabnya.”
DR Zakir Naik juga menunjukkan
bahwa kata “Allah” ternyata ada di
hampir semua kitab suci agama besar
di dunia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar