Kamis, 28 Januari 2016

Sifat-sifat rasulullah yang meski diteladani

Banyak sekali hal yang perlu kita contoh dari kehidupan Rasulullah SAW. Karena, beliau memang diutus oleh Allah SWT untuk memperbaiki budi pekerti dan akhlak manusia.
Sebagaimana dalam Firman Allah SWT yang artinya: "Sungguh telah ada pada (diri) Rasulullah itu teladan yang baik bagimu, (yaitu) orang yang mengharap (ridha) Allah, (kedatangan) hari akhirat dan mengingat Allah sebanyak-banyaknya..."(QS. Al-Ahzab : 21)
Rasulullah senantiasa menunjukkan akhlak yang terpuji, sehingga beliau dapat menjadi contoh teladan dalam kehidupan di dunia yang fana ini. Beliau mempunyai kepribadian yang utuh dan terpuji, yaitu FAST (Fathanah, Amanah, Shidiq dan Tabligh). Dan yang paling menonjol dari beliau adalah senantiasa konsekuen dan konsisten dalam menegakkan kebenaran dan keadilan.
Keteladanan Rasulullah SAW ini ternyata sangat berpengaruh terhadap gaya hidup dan karakter para sahabat-Nya. Para sahabat yang merupakan kader dan santri periode pertama beliau, tumbuh menjadi pribadi-pribadi yang luar biasa dan di kemudian hari menjadi pemimpin-pemimpin umat dalam rangka meneruskan perjuangan da'wah islam sepeninggal Rasulullah SAW (Khalifah). Para sahabat adalah merupakan kader terbaik umat di masa lalu, maupun di masa yang akan datang. Keteguhan dalam memegang prinsip-prinsip kebenaran, keadilan dan kejujuran tidak bisa disangsikan lagi.
Keikhlasan untuk beramal baik dengan harta, kedudukan dan bahkan jiwanya sekaligus sudah tidak bisa dipungkiri lagi. Sebagai contoh adalah Abu Bakar yang ikhlas menyerahkan semua harta bendanya untuk kepentingan perjuangan da'wah Nabi Muhammad SAW, Umar bin Khatab yang dengan kesederhanaannya walaupun telah menjadi khalifah tidak pernah sombong, Usman bin Affan yang rela memberikan semua harta dagangannya demi menyelamatkan jiwa penduduk yang terancam bahaya kelaparan dan Ali bin Abi Thalib yang selalu bersikap zuhud dalam kehidupannya.
Sahabat Abu Bakar, Umar bin Khatab, Usman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib adalah khalifah-khalifah yang meneruskan perjuangan da'wah setelah Rasulullah SAW meninggal dunia. Di samping mereka, masih banyak lagi sahabat-sahabat yang sangat teguh berjuang bersama Rasulullah SAW untuk menegakkan panji-panji kebenaran baik pada periode Makkah atau Madinah. Kesemuanya adalah kader terbaik yang pernah ada di dunia ini untuk masa yang telah lalu ataupun masa yang akan datang.
Berikut ini adalah beberapa Sifat dan Kepribadian Rasulullah SAW yang Wajib Kita Teladani, antara lain:
1. Sangat Bijaksana dalam Menjalankan Da'wah (Tercermin ketika Nabi Muhammad SAW mendamaikan perselisihan di antara para pemuka Quraisy tentang siapa yang berhak untuk mengembalikan Hajar Aswad ke tempat semula)
2. Pribadi yang Sabar dan Pemaaf (Tercermin ketika Nabi Muhammad SAW memaafkan seorang panglima kafir yang datang dan menghunuskan pedang ke hadapan Rasulullah SAW)
3. Bersifat Jujur dan Setia pada Janji (Tercermin ketika Nabi Muhammad SAW berdagang ataupun ketika berbicara dan berperilaku, walaupun terhadap orang-orang kafir Makkah)
4. Berperilaku Santun dan Kasih Sayang kepada Semua Orang (Tercermin dalam kehidupan sehari-hari Rasulullah SAW)
5. Berpegang Teguh pada Aqidah yang Benar sebagai Landasan Da'wah-Nya (Tercermin ketika mengemban tugas yang sangat berat untuk berda'wah dan menghadapi orang-orang dari kaum kafir Quraisy)
6. Selalu Tawakkal kepada Allah SWT (Tercermin ketika Nabi Muhammad SAW selalu mendapat tantangan dan cobaan di setiap harinya)
7. Senantiasa Ta'at dalam Melaksanakan Perintah Allah SWT dan Menjauhi Segala Larangan-Nya (Tercermin dalam kehidupan sehari-hari Rasulullah SAW).

Akhlak Rasulullah, SAW

Akhlak Rasul
PROF. Dr. Sayyid Muhammad Al-Maliki, ulama besar dari kota Makkah, dalam bukunya Adabul Islam Fi Nidzaamil Usrah, mengetengahkan adab, etika, dan akhlak pasangan suami-istri dalam berkeluarga. Dalam bukunya dijelaskan tentang pentingnya akhlak pergaulan baik dari pihak suami maupun istri. Keduanya sama-sama memiliki kewajiban dan keharusan untuk menjadikan akhlak rumah tangga nabi sebagai pedoman paripurna.
Bagi seorang suami hal pertama yang wajib diketahui dalam mempergauli istri adalah mengedepankan sikap welas asih, cinta, dan kelembutan.
Dalam Al-Qur`an, Allah berfirman;
ﻭَﻋَﺎﺷِﺮُﻭﻫُﻦَّ ﺑِﺎﻟْﻤَﻌْﺮُﻭﻑِ ﻓَﺈِﻥ ﻛَﺮِﻫْﺘُﻤُﻮﻫُﻦَّ ﻓَﻌَﺴَﻰ ﺃَﻥ ﺗَﻜْﺮَﻫُﻮﺍْ ﺷَﻴْﺌﺎً ﻭَﻳَﺠْﻌَﻞَ ﺍﻟﻠّﻪُ ﻓِﻴﻪِ ﺧَﻴْﺮﺍً ﻛَﺜِﻴﺮﺍً
“Dan bergaullah dengan mereka (para istri) secara patut, kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak. ” (Qs. An-Nisa` : 19)
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wassalam bersabda, seperti diriwayatkan oleh Ibnu Majah,
“Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik kepada keluarganya, dan aku adalah orang yang paling baik perlakuannya kepada keluargaku.”
Kedua, Sebagai seorang kepala keluarga, suami dianjurkan untuk memperlakukan istri dan anak-anaknya dengan kasih sayang dan menjauhkan diri dari sikap kasar.
Adakalanya seorang suami menjadi tokoh terpandang di tengah masyarakat, ia mampu dan pandai sekali berlemah lembut dalam tutur kata, sopan dalam perbuatan tapi gagal memperlakukan keluarganya sendiri dengan sikapnya saat berbicara kepada masyarkat.
Ketiga, seorang suami sangat membutuhkan pasokan kesabaran agar ia tangguh dalam menghadapi keadaan yang tidak mengenakkan. Suami tangguh adalah suami yang tidak mudah terpancing untuk lekas naik pitam saat melihat hal-hal yang kurang tepat demi cinta dan rasa sayangnya kepada istri.
Betapa sabarnya Rasulullah sebagai seorang suami dalam mengurusi para istrinya.
Begitu sabarnya, sampai-sampai sebagai sahabat beliau mengatakan, “Tidak pernah aku melihat seseorang yang lebih pengasih kepada keluarganya melebihi Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wassalam.” (HR. Muslim).
Contoh seorang suami yang penyayang lainnya dapat kita simak dari kisah Sayidina Umar bin Khaththab Ra. Beliau yang terkenal ketegasan dan sikap kerasnya dalam mengahadapi kemunkaran, pernah berkata saat didatangi oleh orang Badui yang akan mengadukan sikap cerewet istrinya. Di saat bersamaan, Umar pun baru saja mendapat omelan dari istri dengan suara yang cukup keras.
Umar memberi nasihat kepada si Badui, “Wahai saudaraku semuslim, aku berusaha menahan diri dari sikap (istriku) itu, karena dia memiliki hak-hak atas istriku. Aku berusaha untuk menahan diri meski sebenarnya aku bisa saya menyakitinya (bersikap keras) dan memarahinya. Akan tetapi, aku sadar bahwa tidak ada orang yang memuliakan mereka (kaum wanita), selain orang yang mulia dan tidak ada yang merendahkan mereka selain orang yang suka menyakiti. Aku sangat ingin menjadi orang yang mulia meski aku kalah (dari istriku), dan aku tidak ingin menjadi orang yang suka menyakiti meski aku termasuk orang yang menang.”
Umar meneruskan nasihatnya, “ Wahai Saudaraku orang Arab, aku berusaha menahan diri, karena dia (istriku) memiliki hak-hak atas diriku. Dialah yang memasak makanan untukku, membuatkan roti untukku, membuatkan roti untukku, menyusui anak-anakku, dan mencucui baju-bajuku. Sebesar apapun kesabaranku terhadap sikapnya, maka sebanyak itulah pahala yang aku terima.”
Keempat, seorang suami hendaknya mampu mencandainya. Adanya canda dan tawa dalam kehidupan berumah tangga lazim selalu dilakukan. Bayangkan apa yang terjadi jika pasangan suami-istri melalui hari-harinya tanpa canda. Lambat laun rumah tangganya menjadi bak areal pemakaman yang sepi, senyap, hampa.
Suami yang ingin menunaikan hak-hak istrinya akan berusaha mengundang canda, gurauan, yang mencairkan suasana dengan senyum dan tawa; berusaha untuk bermain perlombaan dengan istri seperti yang dilakukan Rasulullah kepada istrinya Aisyah Ra.
Dalam diri setiap manusia terdapat sifat kekanak-kanakan, khususunya pada diri seorang wanita. Istri membutuhkan sikap manja dari suaminya dan karenanya jangan ada yang menghalangi sikap manja seorang suami untuk istrinya.
Maurice J. Elias Ph. D dkk dalam bukunya Emotionally Intelligent Parenting: How to Rise a Self-Disiplined, Responsible, Socially Skilled Child, menyinggung fungsi humor dalam proses kimiawi dan psikologis tubuh kita. “Humor kecil sehari-hari seperti vitamin ampuh untuk membangun dan mempertahankan kemampuan Anda secara positif menanggapi tugas-tugas keayahbundaan dan tantangan hidup lainnya.”
Menyisipkan humor dalam hubungan dengan pasangan dan anak-anak, menurut Maurice, dimaksudkan untuk menjaga agar kita tetap dalam kerangka berpikir optimis. “Cobalah melakukan hal-hal yang bisa membawa Anda ke dalam suasana humor setiap hari, meskipun hanya sebentar. Kalau tidak bisa setiap hari, coba sesering yang bisa Anda lakukan,” pesannya dalam buku yang telah dialih bahasakan berjudulCara-cara Efektif Mengasuh Anak dengan EQ.
Akhlak Seorang Istri
Adapun kewajiban bagi pihak istri adalah tidak akan membebani suaminya dengan hal-hal yang tidak sanggup ia kerjakan dan tidak menuntut sesuatu yang lebih dari kebutuhan. Sikap ini dapat menjadi bantuan untuk suami dalam urusan finansial.
Alangkah mulianya seorang wanita yang berjiwa qana`ah, cermat dalam membelanjakan harta demi mencukupi suami dan anak-anaknya. Dahulu kala, para wanita kaum salaf memberi wejangan kepada suami atau ayahnya, “Berhatilah-hatilah engkau dari memperoleh harta yang tidak halal. Kami akan sanggup menahan rasa lapar namun kami tak akan pernah sanggup merasakan siksa api neraka.” Inilah akhlak pertama bagi pihak istri.
Kedua, istri shalihah adalah istri yang berbakti kepada suaminya, mendahulukan hak suami sebelum hak dirinya dan kerabat-kerabatnya. Termasuk dalam masalah taat kepada suami adalah berlaku baik pada ibu mertua.
Ketiga, istri sebagai guru pertama bagi anak-anak, hendaknya mendidik mereka dengan pendidikan yang baik, memperdengarkan kata-kata yang baik, mendoakan mereka dengan doa yang baik pula. Semuanya itu merupakan implementasi bakti istri kepada suaminya.
Keempat, karakter istri dengan adab baik adalah tidak mengadukan urusan rumah tangga dan mengungkit-ungkit perkara yang pernah membuat diri si istri sakit hati dalam pelbagai forum. Hal yang sering terjadi pada diri seorang wanita yaitu menceritakan keadaan buruk yang pernah menimpanya kepada orang lain. Seakan dengan menceritakan masalah yang melilit dirinya urusan akan terselesaikan. Namun yang terjadi sebaliknya, keburukan dan aib keluarga justru menjadi konsumsi orang banyak, nama baik suami dan keluarga terpuruk, dan jalan keluar tak kunjung ditemukan.
Bentuk adab kelima, tidak keluar dari rumahnya tanpa memperoleh izin terlebih dahulu dari suami. Mengenai hal ini, Nabi telah mewanti-wanti dengan bersabda, “ Hendaknya seorang wanita (istri) tidak keluar dari rumah suaminya kecuali dengan seizin suami. Jika ia tetap melakukannya (keluar tanpa izin), Allah dan malaikat-Nya melaknati sampai ia bertaubat atau kembali pulang ke rumah.” (HR. Abu Dawud, Baihaqi, dan Ibnu `Asakir dari Abdullah bin Umar).
Demikian halnya dalam masalah ibadah non-wajib seperti puasa sunnah, hendaknya seorang istri tidak melakukannya kecuali setelah suami memberi izin.
Betapa indah kehidupan pasangan suami-istri yang menjadikan rumah tangga Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wassalam sebagai titik singgung dalam menghidupkan hubungan harmonis. Tidak ada yang sempurna dari pribadi pria sebagai suami dan wanita sebagai istri. Kelebihan dan kekurangan pasti adanya. Suami-istri yang sadar antara hak dan kewajibannya akan melahirkan generasi penerus kehidupan manusia yang saleh, pribadi bertakwa, dan menjadikan ridha Allah sebagai tujuan utama.
Membina rumah tangga bahagia perlu keterampilan, kepandaian, dan kebijakan pengelolalnya. Masing-masing pasangan dituntut untuk pandai dan bijak mengelola rumah tangga keduanya, pandai dan bijak mengelola hubungan dengan buah hati mereka, pandai dan bijak mengatur waktu antara bekerja dan bercengkrama dengan pasangannya, pandai dan bijak mengelola keuangannya, bahkan pandai dan bijak mengelola cintanya

Silaturahmi via bbm

#BBMme PIN: 5CD07492 www.pin.bbm.com/5CD07492

Senin, 25 Januari 2016

Ciri-ciri Hari Kiamat

"Suatu tanda bhw hari kebangkitan akan tiba sebentar lagi"
"KIAMAT"

4:00 pagi kita bangun solat subuh, kemudian kita bersiap2 utk ke tempat kerja, sampai kantor pukul 7:00 pagi, hari masih gelap.
Mungkin kita anggap hari ini akan hujan, jadi abaikan.
Masuk kantor, bekerja dan kita lihat pukul 12:00 siang, sudah waktunya makan siang, tapi keadaan masih tetap gelap.
Keluar pintu kantor, suasana masih gelap, hitam pekat seperti malam..mungkin masih bisa dianggap hari ini akan hujan lagi.
Jadi abaikan saja.
foto : wisatahati.com
Tapi kalo jam 14:00 pm pun hari masih gelap.. pertanda apa itu?..
keesokkan pun sama, nonton tv semua orang kalang kabut menceritakan bahawa dunia ini sudah tidak ada lagi siangnya..dan begitu juga dengan lusa..masih tidak ada lagi matahari..
Tetapi pada hari keempat kita bangun pagi, kita dapat melihat matahari, tetapi jangan terkejut karena matahari telah terbit dari sebelah barat..
Kehebatan ahli dunia akan mengatakan itu fenomena alam, tapi sadarkah, itulah pertanda besar yang paling awal sebelum tibanya hari kiamat!!
Maka telah tertutuplah pintu taubat..
Saat itu, kita akan lihat satu fenomena luar biasa di mana golongan kaya akan keluarkan semua hartanya utk diinfakkan,
Golongan yang tidak pernah baca quran,akan rela 24 jam untuk baca Al qur'an,
Golongan yang tak pernah solat jemaah akan berlari2 dan berbondong bondong menunaikan solat secara berjemaah..
tapi sayangnya semuanya sudah tidak berguna lagi..karena Kiamat telah terjadi
Bismillahirrahmanirrahim.
Kenapa kita tidur saat Allah memanggil?
Tapi kita sanggup menahan kantuk saat menonton film atau menonton tv selama 3 jam?
Kenapa kita bosan saat baca al-qur'an?
Melainkan kita lebih rela membaca timeline twitter, wall facebook, novel atau buku lain?
Melihat tv pagi, siang, malam?
Kenapa kita senang sekali mengabaikan pesan dari Allah?
Tapi kita sanggup memforward pesan yang aneh-aneh?
Kenapa masjid semakin kecil dan sepi ?
Tapi bar dan club, mall semakin besar dan ramai ?
Kenapa kita lebih sangat senang menyembah ARTIS?
Tapi sangat susah untuk menemui ALLAH?
Pikirkan itu !!!
Apakah anda akan menforward pesan ini?
Apakah anda akan mengabaikan pesan ini karena takut ditertawakan dengan kawan yang lain?
"Barang siapa yang menyampaikan 1(satu) ilmu saja dan ada orang yg mengamalkan, maka walaupun yang menyampaikan sudah tiada (meninggal dunia), dia akan tetap memperoleh pahala
-renungkanlah..
Bacalah
KIAMAT menurut Agama Islam di tandai dgn:
- Kemunculan Imam Mahdi
- Kemunculan Dajjal
- Turunnya Nabi Isa (AS)
- Kemunculan Yakjuj dan Makjuj
- Terbitnya matahari dari Barat ke Timur
- Pintu pengampunan akan ditutup
- Dab'bat al-Ard akan keluar dari tanah & akan menandai muslim yang sebenar2nya
- Kabut selama 40 Hari akan mematikan semua orang beriman sejati shg mereka tidak perlu mengalami tanda2 kiamat lainnya
- Sebuah kebakaran besar akan menyebabkan kerusakan
- Pemusnahan/runtuhnya Kabah
- Tulisan dalam Al-Quran akan lenyap
- Sangkakala akan ditiup pertama kalinya membuat semua makhluk hidup merasa bimbang dan ketakutan
- Tiupan sangkakala yang kedua kalinya akan membuat semua makhluk hidup mati dan yg ketiga yang membuat setiap makhluk hidup bangkit kembali.
Wallaahu'a'lamu. oleh ustadz yusuf mansyur

Rabu, 13 Januari 2016

Cara menguburkan jenazah

Memakamkan Mayat
Memakamkan mayat hukumnya fadhu kifayah baik mayat itu muslim atau kafir secara ijma’, Karena merupakan suatu penganiayan dan penghinaan jika dibiarkan mayat manusia seperti seperti bangkai binatang, dan penghormatan terhadap manusia baik muslim atau kafir adalah satu dasar ajaran Islam. Adapun mayat seorang Muslim lebih utama jika dimakamkan di pemakaman muslimin, sebagimana Rasulallah saw memakamkan mayat di pemakaman al-Baqi’ di Mandinah. Hal ini dilakukannya agar mendapat do’a orang yang lewat dan para penziarah.
Cara memakamkan mayat
Cara pertama paling minimal, mayat diletakan dengan menghadap ke kiblat dan dimiringkan kesamping kanan di sebuah lubang yang dapat terhindar dari bau dan terjaga dari binatang buas.
Cara kedua paling sempurna penguburan mayat yaitu, dengan meluaskan dan menggali kuburan sedalam empat hasta (kurang lebih 2 meter)
ﻋَﻦْ ﻫِﺸَﺎﻡ ﺑﻦ ﻋَﺎﻣِﺮ ﺭَﺿِﻲَ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻨْﻬُﻤﺎ ﺃَﻥَّ ﺍﻟﻨَّﺒِﻲَُ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻗﺎﻝَ ﻟﻬُﻢْ ﻳﻮﻡَ ﺃُﺣُﺪٍ : ﺍﺣْﻔِﺮُﻭﺍ ﻭَﺃَﻭْﺳِﻌُﻮﺍ ﻭَﺃَﻋْﻤِﻘُﻮﺍ ‏( ﺣﺴﻦ ﺃﺑﻮ ﺩﺍﻭﺩ ﻭ ﻏﻴﺮﻩ ‏)
Dari Hisyam bin Amir ra: sesungguhnya Rasulallah saw bersabda kepada mereka (para sahabat) pada waktu peperangan Uhud: “Galilah (lubang) agak dalam dan luaskanlah, ” (HR Abu Dawud – hadits hasan)
Dibuatkan lubang landak atau lahad (lubang penyimpanan mayat) di dasar kuburan sebelah kanan.
ﻋﻦَّ ﺳَﻌْﺪَ ﺑْﻦَ ﺃَﺑِﻲ ﻭَﻗَّﺎﺹٍ ﺭَﺿِﻲَ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻨْﻪُ ﻗﺎﻝ ﻓِﻲ ﻣَﺮَﺿِﻪِ ﺍﻟَّﺬِﻱ ﻣَﺎﺕَ ﻓِﻴﻪِ : ﺍﻟْﺤَﺪُﻭﺍ ﻟِﻲ ﻟَﺤْﺪًﺍ ، ﻭَﺍﻧْﺼِﺒُﻮﺍ ﻋَﻠَﻲَّ ﺍﻟﻠَّﺒِﻦَ ﻧَﺼْﺒًﺎ ، ﻛَﻤَﺎ ﺻُﻨِﻊَ ﺑِﺮَﺳُﻮﻝِ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ‏( ﺭﻭﺍﻩ ﻣﺴﻠﻢ ‏)
Dari Saad bin Abi Waqqash ra, ia berkata saat-saat sebelum wafatnya: “Buatkanlah bagiku lubang lahad, lalu uruklah tanah kepadaku sebagaimana yang telah dilakukan oleh Rasulallah saw” (HR Muslim)
Setibanya di pekuburan, mayat dikeluarkan mulai dari kepalanya secara perlahan-lahan. Bagi orang yang memasukkannya kedalam pemakaman disunahkan membaca:
ﺑِﺴْﻢِ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻭَﻋَﻠَﻰ ﻣِﻠَّﺔِ ﺭَﺳُﻮﻝِ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ
Artinya: Dengan nama Allah dan sesuai dengan tuntunan agama Rasulullah
ﻋَﻦْ ﺍﺑْﻦِ ﻋُﻤَﺮَ ﺭَﺿِﻲَ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻨْﻬُﻤﺎ ﺃَﻥّ ﺍﻟﻨَّﺒِﻲَّ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻛَﺎﻥَ ﺇِﺫَﺍ ﺃُﺩْﺧِﻞَ ﺍﻟْﻤَﻴِّﺖُ ﺍﻟْﻘَﺒْﺮَ : ﻗﺎﻝ ﺑِﺴْﻢِ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻭَﺑِﺎﻟﻠَّﻪِ ﻭَﻋَﻠَﻰ ﻣِﻠَّﺔِ ﺭَﺳُﻮﻝِ ﺍﻟﻠَّﻪِ ، ﻭَﻗَﺎﻝَ ﺃَﺑُﻮ ﺧَﺎﻟِﺪٍ : ﻣَﺮَّﺓً ﺇِﺫَﺍ ﻭُﺿِﻊَ ﺍﻟْﻤَﻴِّﺖُ ﻓِﻲ ﻟَﺤْﺪِﻩِ ﻗَﺎﻝَ ﻣَﺮَّﺓً : ” ﺑِﺴْﻢِ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻭَﺑِﺎﻟﻠَّﻪِ ﻭَﻋَﻠَﻰ ﻣِﻠَّﺔِ ﺭَﺳُﻮﻝِ ﺍﻟﻠَّﻪِ ‏( ﺣﺴﻦ ﺍﺑﻮ ﺩﺍﻭﺩ ﻭﺍﻟﺘﺮﻣﺬﻱ ‏)
Hadits dari Abu Dawud dan at-Tirmidzi dari Ibnu Umar ra, ia berkata: sesungguhnya Rasulallah saw jika memasukan mayat kedalam liang kubur beliau berkata: ﺑِﺴْﻢِ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻭَﺑِﺎﻟﻠَّﻪِ ﻭَﻋَﻠَﻰ ﻣِﻠَّﺔِ ﺭَﺳُﻮﻝِ ﺍﻟﻠَّﻪِ َ
Setelah itu mayat diletakan di lubang tsb dalam keadaan miring ke kanan serta menghadap kiblat, tidak tengkurup dan tidak pula terlentang, sama seperti posisi sewaktu tidur
ﻋَﻦْ ﺍﻟْﺒَﺮَﺍﺀِ ﺑْﻦِ ﻋَﺎﺯِﺏٍ ﺭَﺿِﻲَ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻨْﻪُ ﻗَﺎﻝَ : ﻗَﺎﻝَ ﺍﻟﻨَّﺒِﻲُّ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ : ﺇِﺫَﺍ ﺃَﺗَﻴْﺖَ ﻣَﻀْﺠَﻌَﻚَ ﻓَﺘَﻮَﺿَّﺄْ ﻭُﺿُﻮﺀَﻙَ ﻟِﻠﺼَّﻠَﺎﺓِ ، ﺛُﻢَّ ﺍﺿْﻄَﺠِﻊْ ﻋَﻠَﻰ ﺷِﻘِّﻚَ ﺍﻟْﺄَﻳْﻤَﻦِ ، ﺛُﻢَّ ﻗُﻞْ : ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺃَﺳْﻠَﻤْﺖُ ﻭَﺟْﻬِﻲ ﺇِﻟَﻴْﻚَ ﺍﻟﺦ … ‏( ﺭﻭﺍﻩ ﺍﻟﺸﻴﺨﺎﻥ ‏)
Dari al-Barra’ bin Azib ra, Rasulallah saw bersabda: “Jika kamu hendak tidur, maka berwudhulah seperti wudhu untuk shalat, kemudian berbaringlah diatas rusuk kanan dan katakanlah: Allahumma aslamtu wajhi ilaika .. dst (HR Bukhari Muslim)
.
Lalu dibuatkan bantalan dari tanah dibawah pipinya dan dibuka kafannya bagian kepala sekedar kelihatan pipinya kemudian ditempelkan pada tanah setelah itu ditutup dengan papan atau batu agar tidak terkena reruntuhan tanah yang akan dimasukkan, lalu ditutup dengan tanah secara pelan sambil mengharap baginya rahmat dari Allah.
Sebgaimana hadist diatas dari Saad bin Abi Waqqash ra,
ﻋﻦَّ ﺳَﻌْﺪَ ﺑْﻦَ ﺃَﺑِﻲ ﻭَﻗَّﺎﺹٍ ﺭَﺿِﻲَ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻨْﻪُ ﻗﺎﻝ ﻓِﻲ ﻣَﺮَﺿِﻪِ ﺍﻟَّﺬِﻱ ﻣَﺎﺕَ ﻓِﻴﻪِ : ﺍﻟْﺤَﺪُﻭﺍ ﻟِﻲ ﻟَﺤْﺪًﺍ ، ﻭَﺍﻧْﺼِﺒُﻮﺍ ﻋَﻠَﻲَّ ﺍﻟﻠَّﺒِﻦَ ﻧَﺼْﺒًﺎ ، ﻛَﻤَﺎ ﺻُﻨِﻊَ ﺑِﺮَﺳُﻮﻝِ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ‏( ﺭﻭﺍﻩ ﻣﺴﻠﻢ ‏)
ia berkata saat-saat sebelum wafatnya: “Buatkanlah bagiku lubang lahad, lalu uruklah tanah kepadaku sebagaimana yang telah dilakukan oleh Rasulallah saw” (HR Muslim)
Pada saat menutup (menguruk mayat) disunahkan bagi para hadirin yang ada di sekitarnya mengambil tiga genggam tanah. Pada saat pelemparan genggaman:
pertama membaca: ﻣِﻨْﻬَﺎ ﺧَﻠَﻘْﻨَﺎﻛُﻢْ (“Dari bumi atau tanah Kami menjadikan kamu”).
Pada saat pelemparan genggaman kedua membaca: ﻭَﻓِﻴﻬَﺎ ﻧُﻌِﻴﺪُﻛُﻢْ (“Dan kepada bumi atau tanah Kami akan mengembalikanmu”). Dan pada pelemparan genggaman ketiga membaca: ﻭَﻣِﻨْﻬَﺎ ﻧُﺨْﺮِﺟُﻜُﻢْ ﺗَﺎﺭَﺓً ﺃُﺧْﺮَﻯ (“Dan dari bumi Kami akan membangkitkan kamu pada waktu yang lain”)
ﻋَﻦْ ﺃَﺑِﻲ ﻫُﺮَﻳْﺮَﺓ ﺭَﺿِﻲَ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻨْﻪُ ﺃَﻥَّ ﺭَﺳُﻮﻝ ﺍﻟﻠَّﻪ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﺻَﻠَّﻰ ﻋَﻠَﻰ ﺟِﻨَﺎﺯَﺓ ﺛُﻢَّ ﺃَﺗَﻰ ﻗَﺒْﺮ ﺍﻟْﻤَﻴِّﺖ ﻓَﺤَﺜَﺎ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻣِﻦْ ﻗِﺒَﻞ ﺭَﺃْﺳﻪ ﺛَﻠَﺎﺛًﺎ ‏( ﺻﺤﻴﺢ ﺍﺑﻦ ﻣﺎﺟﻪ ‏)
Seusui dengan hadits dari Abu Hurairah ra, ia berkata: bahwa rasulallah saw shalat atas janazah, kemudian ikut menguburkannya lalu beliau mengambil tiga genggam tanah dan melemparkannya kearah kepala mayat. (HR Shahih Ibnu Majah)
ﻋﻦ ﻋَﻦْ ﺃَﺑِﻲ ﺃُﻣَﺎﻣَﺔَ ﺭَﺿِﻲَ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻨْﻪُ ﻗَﺎﻝَ : ﻟَﻤَّﺎ ﻭُﺿِﻌَﺖْ ﺃُﻡُّ ﻛُﻠْﺜُﻮﻡٍ ﺍﺑْﻨَﺔُ ﺭَﺳُﻮﻝِ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻓِﻲ ﺍﻟْﻘَﺒْﺮِ , ﻗَﺎﻝَ ﺭَﺳُﻮﻝُ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ : ﻣِﻨْﻬَﺎ ﺧَﻠَﻘْﻨَﺎﻛُﻢْ ﻭَﻓِﻴﻬَﺎ ﻧُﻌِﻴﺪُﻛُﻢْ ﻭَﻣِﻨْﻬَﺎ ﻧُﺨْﺮِﺟُﻜُﻢْ ﺗَﺎﺭَﺓً ﺃُﺧْﺮَﻯ ‏( ﺭﻭﺍﻩ ﺃﺣﻤﺪ ﺿﻌﻴﻒ ﻳﻌﻤﻞ ﺑﻪ ﻓﻲ ﺍﻟﻔﻀﺎﺋﻞ ‏)
Dari Abu Umamah ra, ia berkata: ketika Rasulallah saw meletakah janazah Umu Kalstum (puteri Rasulallah saw) ke dalam kubur, beliau berkata: “inha khalaqnakum wa fiha nu’idukum wa minha nukhrijukum taratan ukhra”. Artinya: “Dari bumi atau tanah Kami menjadikan kamu, Dan kepada bumi atau tanah Kami akan mengembalikanmu, Dan dari bumi Kami akan membangkitkan kamu pada waktu yang lain” (HR Ahmad, hadits dhaif digunakan sebagai kebaikan)
Adapun adzan di telinga kanan dan iqamah di telinga kiri adalah jaiz (boleh dilakukan atau tidak)
Setelah proses pemakaman selesai, hadirin juga disunnatkan membaca do’a memohon kepada Allah ketetapan iman bagi mayat dan beristighfar baginya.
ﻋَﻦْ ﻋُﺜْﻤَﺎﻥَ ﺭَﺿِﻲَ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻨْﻪُ , ﻗَﺎﻝَ : ﻛَﺎﻥَ ﺍﻟﻨَّﺒِﻲُّ ﺇِﺫَﺍ ﻓَﺮَﻍَ ﻣِﻦْ ﺩَﻓْﻦِ ﺍﻟﺮَﺟُﻞِ ﻳَﻘِﻒُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﻗَﺎﻝَ : ﺍﺳْﺘَﻐْﻔِﺮُﻭﺍ ﻟِﺄَﺧِﻴْﻜُﻢْ ﻭَﺍﺳْﺄَﻟُﻮﺍ ﻟَﻪُ ﺍﻟﺘَّﺜْﺒِﻴﺖَ ﻓَﺈِﻧَّﻪُ ﺍﻵﻥَ ﻳُﺴْﺄَﻝُ ‏( ﺃﺑﻮ ﺩﺍﻭﺩ ﻭ ﺍﻟﺒﻴﻬﻘﻲ ﺑﺈﺳﻨﺎﺩ ﺟﻴﺪ ‏)
Hal ini seusai dengan hadits dari Ustman bin Affan ra, ia berkata: bahwa Rasulallah saw jika selesai menguburkan seseorang, beliau berdiri lalu berkata: beristighfarlah kalian bagi saudaramu (mayat) dan mohonlah kepada Allah ketetapan baginya, sesungguhnya ia (mayat) sekarang akan ditanya” (HR Abu Dawud, al-Baihaqi dengan isnad baik)
ﻋَﻦْ ﻋَﻤْﺮُﻭ ﺍﺑْﻦِ ﺍﻟﻌَﺎﺹ ﺭَﺿِﻲَ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻨْﻪُ ﺃَﻧَّﻪُ ﻗَﺎﻝَ ﺣِﻴْﻦَ ﺣَﻀَﺮَﺗْﻪُ ﺍﻟﻮَﻓَﺎﺓُ : ﺇِﺫَﺍ ﺩَﻓَﻨﺘُﻤُﻮﻧِﻲ ﻓَﺸُﻨُّﻮﺍ ﻋﻠﻲَّ ﺍﻟﺘُّﺮَﺍﺏَ ﺷَﻨًّﺎ، ﺛُﻢ ﺃَﻗِﻴﻤُﻮﺍ ﺣَﻮﻝَ ﻗَﺒﺮِﻱ ﻗَﺪﺭَ ﻣﺎ ﺗُﻨﺤَﺮُ ﺟَﺰُﻭﺭٌ ﻭﻳُﻘﺴَﻢُ ﻟَﺤﻤُﻬﺎ ﺣﺘﻰ ﺃَﺳﺘَﺄﻧِﺲَ ﺑﻜﻢ ﻭﺃَﻧﻈُﺮَ ﻣﺎﺫﺍ ﺃُﺭَﺍﺟِﻊُ ﺑﻪ ﺭُﺳُﻞَ ﺭَﺑِّﻲ ‏( ﺭﻭﺍﻩ ﻣﺴﻠﻢ ‏)
Dari ‘Amr bin al-‘Ash ra ketika datang kepadanya kematian, ia berkata: “Jika kalian telah memakamkan saya, maka lemparkanlah tanah ke arahku kemudian berdirilah di sekitar kuburku sekedar selama waktu menyembelih seekor unta lalu dibagi-bagikan dagingnya, sehingga saya dapat merasa tenang bertemu dengan kalian dan saya dapat memikirkan apa-apa yang akan saya jawabkan kepada utusan-utusan (malaikat) Allah (HR Muslim)

Senin, 11 Januari 2016

Minggu, 10 Januari 2016

KUMPULAN KHUTBAH JUM'AT



الْحَمْدَ للهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِأَنْفُسِناَوَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا. مَنْ يَهْدِ الله  فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُ اللهِ وَرَسُولُهُ . اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحابِهِ أَجْمَعِينَ، وَالتَّابِعِينَ لَهُمْ بإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ.
 أَمَّا بَعْدُ: فَيَا عِبَادَ اللهِ أُوصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ اْلمُتَّقُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى: اللَّهُ الَّذِي خَلَقَكُمْ ثُمَّ رَزَقَكُمْ ثُمَّ يُمِيتُكُمْ ثُمَّ يُحْيِيكُمْ هَلْ مِن شُرَكَائِكُم مَّن يَفْعَلُ مِن ذَلِكُم مِّن شَيْءٍ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى عَمَّا يُشْرِكُونَ. ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُم بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ. قُلْ سِيرُوا فِي الْأَرْضِ فَانظُرُوا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الَّذِينَ مِن قَبْلُ كَانَ أَكْثَرُهُم مُّشْرِكِينَ

Hadirin jamaah Jum’ah Rohimakumulloh.
Hayu urang regepkeun kana pidawuh Alloh nu sakumaha diaoskeun khatib tadi:
“Nya Alloh anu ngayugakeun maraneh, tuluy Anjeuna anu maparin rejeki ka maraneh, tuluy Anjeuna anu bakal mateni maraneh, tuluy anjeuna anu bakal ngahirupan deui maraneh. Naha aya ti antara sarekat-sarekat maraneh anu magawe perkara nu karitu? Maha suci Anjeuna jeung maha Luhung tina saniskara anu ku maraneh disarekatkeun. Geus timbul karuksakan di darat jeung di laut alatan pagawean leungeun manusa, anu balukarna Alloh nibankeun ka maraneh (wawales-tina) sabagian anu ku maraneh dilampahkeun, supaya maranehna babalik pikir. Pok caritakeun, “Jeung maraneh geura ngalalana di ieu bumu, tuluy titenan kumaha balukarna jalma-jalma baheula anu kalolobaanana jalma-jalma musyrik”. (Q.S. al-Rum : 40-42)
Upama dititenen sakumaha dawuhan di luhur, estuning ngagaduhan ma’na nu jero pisan. Siklus kahirupan, masalahkaruksakan jeung palajaran tina kahirupan manusa samemehna pikeun eunteung ayeuna.
Dina tilu ayat di luhur, Alloh negeskeun ka manusa, yen ‘ngayugakeun kahirupan’ , ‘nyiptakuen rejeki’ ajang bekel hirup, ‘maot’ jeung ‘datangna poe kiyamah’ sadayana mangrupa sunnatulloh,  sarta teu aya deui anu kawasa pikeun ngarobahna anging ku kakawasaan Alloh SWT. Sedengkeun ari masalah karuksakan di darat jeung di laut nu jadi sabab pagawean manusa, nu saterusna timbulna kaayaan nu sarwa kurang jeung ilangna sareat pirijkieun, eta mah sanes kalebet sunnatulloh, tapi alatan paripolah manusana sorangan nu teu nyekel pageuh naon nu sabenerna tugas manusa salaku khalifah. Alatan polah manusa saperti kitu oge, cirining manusa geus teu mampuh ngayakinkeun yen nu ngayugakeun ieu alam jeung nu salawasna nu maparin pituduh teh Alloh SWT.
Hadirin Jamaah Jum’ah rohimakumulloh.
Bukti-bukti arkeologis nu hasilna dikumpulkeun ku para elmuan tina sababaraha situs purbakala geus nuduhkeun, yen manusa modern teh nu hirupna aya diluhureun fosil sejarah peradaban generasi manusa nu mampuh ngawangun kamajuan jeung karaharjaan, tapi maranehna ancur nu leuwih-leuwih alatan naon nu geus dilakukeun. Di sagara keusik Arabia, di sababaraha dasar lautan, sarta dihandapeun tumpukan lava gunung Vesuvius geus kapanggih ayana titinggal peradaban manusa nu diperkirakeun ngadadak ancur.
Dina Al-qurana seueur disebutkeun bangsa-bangsa nu diancurkeun alatan paripolah manusana sorangan nu mengpar tina moral jeung akidah musyrik tea. Naha kumaha atuh hubungan kamusyrikan jeung karuksakan di muka bumi ieu teh?
Alloh nu maha ngayugakeun sadayana alam, Anjeuna geus ngatur kumaha tatanan nu mangrupa sunnatulloh.  Alloh nu maha miara, nu ngajaga, tempatna panyalindungan. Alloh geus ngatur  kalawan ditetepkeun ayanan hukum alam nu disebut sunna tasbudiyyah (kausalitas) kalawan sampurna. Alloh tempat pangbalikan sakabeh makhluk-Na. Ku kituna ku urang kedah teguh dina kayakinan yen teu aya deui pangeran nu ngajaga ieu alam anging aya dina pangjagaan Alloh, teu aya deui pangeran nu ngatur ieu alam jeung eusina anging aya dina pangaturan Alloh, ieu namina tauhid rububiyyah. Yakin yen teu aya deui pangeran nu wajib disembah angin hiji-hijina dzat Alloh, ieu namina tauhid ubudiyyah. Jeung yakin, yen  Alloh mung hiji-hijina pangeran kalawan teu aya nu bisa nyarekatan, ieu namina tauhid uluhiyyah.
Hadirin Jamaah Jum’ah rohimakumulloh.
Alatan kabodoan manusa srta lolong dina kayakinan, henteu paham ka nu nyiptakeun, ka nu ngapimilik, sarta ka nu jadi puserna katoatan, ahirna manusa aya dina kaayaan nu linglung kalawan teu mampuh dina nyepeng amanah kakhalifahan nu samistina.
Alatan kabodoan manusa oge, ahirna katalimbeng nepi ka makhluk dijadikeun “Tuhan” jeung manusa sorangan ngajadikeun sumberna bebeneran malahan ngajadikeun pangeran. Nu kieu ngaranna musyrik, nu jadi asal mula ditibankeunana sagala musibah.
Manusa oge dina ngolah jeung ngamangpaatkeun alam ieu, boh di darat boh di laut geus ngarasa jadi milikna sorangan, heunte ngarasa yakin yen saleresna Alloh nu maha ngapimilik. Nepi ka maranehna ngarasa mampu ngandalikeun akibat nu geus dilakukeunana.  Ku kituna kasarakahan jeung kasenangan geus jadi pangeran maranehna. Maranehna deui sombong, ngajadikeun yen elmu pangaweruhna hiji-hijina pituduh hirup sorangan. Nu kieu disebut kamusyrikan dina harti nu leuwih luas. Kitu deui alatan pamadegan eta, nu ngabalukarkeun timbulna musibah di alam semesta ieu.
Ku kituna, kahartos pisan, naon tiap Nabi jeung Rosul salawasna nyandak risalah tauhid nu jadi puseurna kasalametan manusa. Alatan kayakinan ka Alloh, manusa bakal mampuh ngajalankeun khalifah di muka bumi.
Hadirin Jamaah Jum’ah rohimakumulloh.
Karuksakan pagawean manusa nu ngabalukarkeun timbulna musibah caah, mangka hakekatna mah kaimanan manusa aya dina kayaan ruksak, musyrik. Sedengkeun timbulna karuksakan tauhid oge sumberna tina kabodoan manusa heunte apal dina perkara saha nu saleresna nyiptakuen ieu alam jeung teu apal kana ngaran-ngaran nu ku Alloh geus diturunkeun ka Nabi Adam nalika diciptakeun sarta ditugaskeun jadi khalifah.
Ku kituna nyalametkeun alam tina karuksakan, ieu the tanggung jawab manusa, tugas salaku khlaifah, tugas urang yakin ka Alloh sarta tanggung jawab karana manusa geus dipasihan apal kana ngaran-ngaran potensi alam ieu.
وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَى آمَنُواْ وَاتَّقَواْ لَفَتَحْنَا عَلَيْهِم بَرَكَاتٍ مِّنَ السَّمَاءِ وَالأَرْضِ وَلَـكِن كَذَّبُواْ فَأَخَذْنَاهُم بِمَا كَانُواْ يَكْسِبُونَ

“Cacakan pangesi eta nagri ariman sarta takwa, tanwande Kami maparin kurnia ka maranehna rupa-rupa berkah ti langit jeung bumi, tapi maranehna ngabohongkeun. Nya Kami nibankeun siksaan ka maranehna alatan saniskara nu geus diusahakeun ku maranehna”. (QS. Al-A’rof: 96)
بارك الله لي و لكم في القرأن العظيم و نفعني و اياكم بما فيه من الأيات و ذكر الحكيم و تقبل مني و منكم تلاوته انه هو السميع العليم أقول قولي هذا واستغفر الله العظيم لي و لكم   .

Khutbah kadua:
اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ اِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَاَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا
اَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا اَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى
وَقَالَ تَعاَلَى اِنَّ اللهَ وَمَلآ ئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ اَبِى بَكْرٍوَعُمَروَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ اَعِزَّ اْلاِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ اَعْدَاءَالدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ اِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَاوَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ ! اِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلاِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِى اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوااللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرْ


Sapalih Tugas Kanjeng Rasull
السلام عليكم ………. الخ
اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِى وَفَّقَ الْعَامِلِيْنَ بِطَاعَتِهِ فَوَجَدَ سَعْيُهُمْ مَشْكُوْرًا. اَشْهَدُ اَنْ لاَاِلهَ اِلاَّ اللهُ الَّذِى خَلَقَ كُلَّ شَيْئٍِ فَقَدَّرَهُ تَقْدِيْرًا وَاَشْهَدُ اَنَّ سَيَّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَاحِبُ اْلإِسْرَى ( اَمَّا بَعْدُ ) فَيَا اَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ. اُوْصِيْكُمْ وَاِيَّاىَ بِتَقْوَى اللهِ . اَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ : يَااَيُّهَا النَّبِىُّ اِنَّا اَرْسَلْنَاكَ شَاهِدًا وَمُبَشِّرًا وَنَدِيْرًا وَدَاعِيًا اِلَى الله بِإِذْنِهِ وَسِرَاجًا مُنِيْرًا
Hadirin Sidang Jum’at Rahimakumullah. Ngalangkungan khutbah awal anu kalawan ringkeus ieu
Ari sadaya puji eta tetep kagungan Allah swt, anu parantos maparin taufik ka jalma-jalma anu ngamalkeun kalawan kataatana, tuluy maranehna manggihan tarekahna kalawan syukur. Sim abdi nyaksian kana yen saestuna teu aya deui pangeran anu hak disembah anging gusti Allah, anu parantos nyiptakeun sagala sesuatu tur nangtukeun kalawan takdirna. sareng sim abdi nyaksian kana yen saestunya kanjeng Nabi Muhammad saw. eta hambana Allah sareng RasulNa anu ngagaduhan isra.
Saparantosna ngaoskeun basmalah, hamdalah shalawat miwah salam ka kanjeng Rolulullah saw. kawajiban anu janten khatib ngawasiatan khususna kanggo diri khatib umumna kanggo hadirin sadayana, kalawan wasiat taqwa, mangga urang sami-sami ningkatkeun kana kataqwaan, sabab taqwa hiji-hijina jalan kanggo kahontal kabahagiaan dunia sareng akherat.
Tina sapalih ajaran taqwa mangga urang sami-sami ngalenyepan kana dawuhan Allah swt. dina surat Al-Ahzab ayat 45-46
Wahai Nabi saestuna kaula anu agung ngutus anjen piken jadi saksi sareng anu mawa kabar bungah sareng anu mere peringatan sareng pikeun anu ngajak kana agama Allah kalawan izin mantena jeng pikeun jadi cahaya anu nyaangan.
Tina ayat diluhur tiasa dipahami bahwa sapalih misina kanjeng rasul swt diutus Allah ka muka bumi aya genep :
1.      Syaahidan = janten saksi
أي عَلَى أُمَّتِهِ يَشْهَدُ لِمَنْ صَدَّقَهُ وَآمَنَ بِهِ وَعَلَى مَنْ كَذَّبَهُ وَكَفَرَ بِهِ
Janten urang sadaya moal tiasa ngahelah eungkin dina poe kiamah nalika didakwa dipayunan mahkamah rabbul izati. Lamun tea mah hiji jalma didakwa ku Allah kunaon anjeun ibadah teu make elmu, terus eta jalma ngajawab “ da abdimah teu terang” torojol saksi kan ari tugas saksi the pikeun nembongkeun/ngajelaskeun perkara nu teu katingali/samara.
طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ وَمُسْلِمَةٍ. اُطْلُبُوْا الْعِلْمَ وَلَوْ بِالصِّيْنِ. اُطْلُبِ الْعِلْمَ مِنَ الْمَهْدِ اِلَى اللَّحْدِ
2.      Mubasyiron = alat pangbubungah
للمؤمنين برحمة الله وبما أعدّه لهم من جزيل الثواب وعظيمِ الأجر
مَنِ انْتَقَلَ لِيَتَعَلَّمَ عِلْمًا غُفِرَ لَهُ قَبْلَ اَنْ يَخْطُوَ. مِنْ خَرَجَ لِطَلَبِ الْعِلْمِ كَانَ كَالْمُجَاهِدِ فِى ….
3.      Nadiron= alat panyingsienan
للكافرين والعصاة بالنار ، وبما أعدّه الله لهم من عظيم العقاب
مَنْ شَرِبَ الْخَمْرَ مُمْسِيًا اَصْبَحَ مُشْرِكًا وَمَنْ شَرِبَهَا مُصْبِحًا اَمْسَى مُشْرِكًا. كُلُّ دَنْبٍ يُؤَخِّرُهُ اللهُ اِلاَّ عُقُوْقَ الْوَالِدَيْنِ فَاِنَّهُ يُعَجِّلُهُ فِى الْحَيَاةِ قَبْلَ الْمَمَاتِ
4.      Da’ian Illallah Biidnih = anu ngajak kana agama Allah kalawan izina
يدعو عباد الله إلى التوحيد والإيمانِ بما جاء به ، والعملِ بما شرعه لهم
Dakwahna kanjeng rasul ngajak kanu jadi umatna salami 23 tahun alam dunya beres roes Al-Qur’an 30 juz disebarkeun dikolong langit angeus.
Tah upami suswa urang tos 30 tahun parantos sabaraha jalma urang ngislamkeun maranehna.
5.      Sirojam Muniiro = janten sinar anu nyaangan
Surokoh anu niat ngabunuh Nabi jadi Iman
Anu tukang nyiduhan jadi Iman
أي : كالسِّراج المضيء في الظلمة يُهتدى به
Aya hiji suami istri dongkap kakanjeng rosul ngadukeu kana masalah rumah tangga anu dihadapina, sareng niat cerai. Beres kaluar ti bumi rosul eta jalmi rukun damai deui.
Mudah-mudahan ngalangkungan khutbah awal ieu urang sadayana tiasa ngenteng tur kaintropeksi diri, kunaon sabab ari Nabi nyebarkeun agama asa kugampang2 teuing ari urang meni asa hese beleke.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ بِاْالآيَاتِ وَالذِّّكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّى وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ اِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ وَقُلْ رَبِّّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَاَنْتَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ. ….
اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِى تَفَرَّدَ بِالْعِزِّ وَالْجَلاَلِ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى مُنْقِدِ مِنَ الضَّلاَلِ وَعَلَى آلِهِ وَاَصْحَابِهِ خَيْرِ آلٍ. ( اَمَّا بَعْدُ ) فَيَا اَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ. اُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. اَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ : اِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِىّ يَااَيُّهَا الَّذِيْنَ آَمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَيْهِ اَمِيْن يَااَللهُ يَارَب العالمين:
اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُوْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ اَلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ اِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَاتِ. اَللهمَّ اَعِزِّ اْلإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَيَسِّرْ مَقَاصِدَهُمْ فِيْمَا الْتَمَسُوْهُ لإِصْلاَحِ أُمُوْرِ الدُّنْيَا وَالدِّيْنِ اللهمَّ انْصُرْ مَنْ انْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ الْمُسْلِمِيْنَ وَاجْعَلِ اللهمَّ بَلْدَتَنَا هَذِهِ آمِنَةً مُطْمَئِنَّةً وَسَائِرَ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ رَبَّنَا اَفْرِغْ عَلَيْنَا صَبْرًا وَثَبِّتْ اَقْدَامَنَا وَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِيْنَ  رَبَّنَا آتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّار. وَالْحَمْدُ لِلّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
عِبَادَ اللهِ اِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَاِيْتَاءِ ذِى الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْىِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ.فَاذْكُرُوْا اللهَ يَذْكُرْكُمْ وَاسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرُ. اَسْتَغْفِرُ اللهَ لِى وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ






Kaunggulan Tafakur

السلام عليكم ………. الخ
اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِى وَفَّقَنَا لأَدَاءِ اَفْضَلِ الْعِبَادَاتِ وَاَوْقَفَنَا عَلَى كَيْفِيَةِ اكْتِسَابِ اَكْمَلِ السَّعَادَاتِ. اَشْهَدُ اَنْ لاَاِلهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ رَبُّ اْلأَرْضِيْنَ وَالسَّمَاوَاتِ وَاَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ اَلْمُؤَيَّدُ بِأَفْضَلِ اْلآيَاتِ وَالْمُعْجِزَاتِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آَلِهِ وَاَصْحَابِهِ بِحَسَبِ تَعَاقُبِ اْلأَوْقَاتِ وَالسَّاعَاتِ.( اَمَّا بَعْدُ ) فَيَا اَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ. اِتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ عَلَى مَمَرِّ الدُّهُوْرِ وَاْلأَوْقَاتِ. اَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ : قُلِ انْظُرُوْا مَاذَا فِي السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ وَمَا تُغْنِي اْلآيَاتُ وَالنُّذُرُ عَنْ قَوْمٍ لاَ يُؤْمِنُوْنَ
Hadirin Sidang Jum’at Rahimakumullah. Ngalangkungan khutbah awal anu kalawan ringkeus ieu
Ari sadaya puji eta tetep kagungan Allah swt, anu parantos mafarin taufek kaurang sadaya piken ngalakonan kana pangutamina pirang-pirang ibadah, tur merenahkeun ka urang sadaya kana kaifiyah kasab anu pangsampurna-sampurna kabagjaan. Sim abdi nyaksian kana yen saestuna teu aya deui pangeran anu hak disembah anging gusti Allah, bari sahiji Dzatna teu aya anu ngarencangan kamanteNa anu ngurus pirang-pirang bumi sareng pirang-pirang langit, sareng sim abdi nyaksian kana yen saestunya kanjeng Nabi Muhammad saw. eta hambana Allah sareng RasulNa anu dikokohkeun kalawan pirang-pirang    S ayat sareng pirang-pirang mu’jizat. Mugia Allah maparin rahmat ka kanjeng Nabi Muhammad saw. ka kulawargina para sahabatna kalawan ngitung-ngitung gunta-gantina pirang2 waktu sareng pirang-pirang saat.
Saparantosna ngaoskeun basmalah, hamdalah shalawat miwah salam ka kanjeng Rolulullah saw. kawajiban anu janten khatib ngawasiatan khususna kanggo diri khatib umumna kanggo hadirin sadayana, kalawan wasiat taqwa, mangga urang sami-sami ningkatkeun kana kataqwaan, sabab taqwa hiji-hijina jalan kanggo kahontal kabahagiaan dunia sareng akherat.
Tina sapalih ajaran taqwa nyaeta TAFAKUR kana ayat-ayat Allah, anu dimaksad ku tafakur nyaeta :
تَصرفُ القلبِ فى معانى الأشياء لدرك المطلوب
Molahkeun/Ngagunakeun hate dina nganyahokeun pirang2 hakekatna hiji perkara, pikeun ngahasilkeun tujuan. janten tapakur lain ngalamun, tapi ngahudangkeun rasa rumasa, yen sakabeh anu didamel ku Allah teh lain hal kosong jeung gapong, tapi kabeh ngandung maksud, estu taya jinis anu mubadir, taya bahan anu teu guna, tapi kabeh mawa faidah, sarta kabeh sayagian pikeun manusa.Seueur pelajaran anu ku urang tiasa dipetik diantawisna : 1. Kasauran Hasan Bisri:
      تَفَكُّرُ سَاعَةٍ خُيْرٌ مِنْ قِيَامِ لَيْلَةٍ
2. Kasauran Fudel Al-Hasan         اَلْفِكْرَةُ مِرْآةٌ تُرِيْكَ حَسَنَاتِكَ وَسَيِّئَاتِكَ
اَلْفِكْرَةُ سِرَاجُ الْقَلْبِ فَاِذَا ذَهَبَتْ فَلاَ اِضَاءَةَ لَهُ
Kasauran Kanjeng Rosul     تَفَكَّرُوْا فِى خَلْقِ اللهِ وَلاَ تَتَفَكَّرُوا فِى ذَاتِ اللهِ
قال جمهور العلماء اِن التفكرَ على خمسةِ اوجُه
1.   اِما فى آيات الله وَيَلْزَمُهُ التَّوَجُّهُ اِلَيْهِ وَالْيَقِيْنُ بِهِ
Allah swt. ngadawug dina surat Yunus ayat 101:
وثَمْرَتُهُ السُّكُوْنُ اِلَى وَعْدِ اللهِ وَالثِّقَةُ بِضَمَانِ اللهِ وَتَرْكُ مَايُسْغِلُ عَنِ اللهِ وَالرُّجُوْعُ فِى كُلِّ حَالٍ اِلَى اللهِ وَاسْتِفْرَاغُ الطَّاقَةِ فِى ابْتِغَاءِ مَرْضَاتِ اللهِ
2.   اَوْ فِى نِعْمَةِ اللهِ وَيَتَوَلَّدُ عَنْهُ الْمَحَبَّةُ
Allah swt. ngadawug dina surat Al-A’raf ayat 73 :
فَاذْكُرُوْا آلاَءَ اللهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ
وثَمْرَتُهُ اِمْتِلاَءُ الْقَلْبِ بِمَحَبَّةِ اللهِ وَالإِشْتِغَالُ بِشُكْرِهِ بَاطِنًا وَظَاهِرًا كَمَا يُحِبُّهُ وَيَرْضَاهُ
3.   اَوْ فِى وَعْدِ اللهِ وَيَتَوَلَّدُ عَنْهُ الرَّغْبَةُ
Allah swt. ngadawug dina surat Ali Imran ayat 190-191 :
مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِنْ ذَكَرٍ اَوْ اُنْثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً وَلَنَجْزِيَّهُمْ اَجْرَهُمْ بِاَحْسَنِ مَاكَانُوْا يَعْمَلُوْنَ
وثَمْرَتُهُ مَحَبَّةُ السُّعَدَاءِ وَحَمْلُ النَّفْسِ عَلَى الْعَمَلِ


4.   اَوْ فِى وَعِيْدِ اللهِ وَيَتَوَلَّدُ عَنْهُ الرَّهْبَةُ
Allah swt. ngadawug dina surat Toha ayat 124 :
مَنْ اَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِى فَاِنَّ لَهُ مَعَيْشَةً ضَنْكًا وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ اَعْمَى


5.    اَوْ فِى تَقْصِيْرِ النَّفْسِ عَنِ الطَّاعَةِ وَيَتَوَلَّدُ عَنْهُ الْحَيَاءُ
قَالَ اَحْمَدُ بْنِ عَطَاءِ اللهِ مِنْ عَلاَمَاتِ مَوْتِ الْقَلْبِ عَدَمُ الْحُزْنِ عَلَى مَافَاتَكَ مِنَ الطَّاعَاتِ وَتَرْكُ النَّدَمِ عَلَى مَا فَعَلْتَهُ مِنْ وُجُوْدِ الزَّلاَّتِ
Hadirin Sidang Jum’at Rahimakumullah.
Ngalangkungan khutbah awal ieu, mudah-mudahan, urang sadayana kalebet golongan jalmi-jalmi ahli fikir jeung tafakur anu mawa kana kataqwaan, nambah kana kuatna iman sarta tambah kandelna tauhid. Amin Ya Allah Ya Rabbal ‘Alamin.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ بِاْالآيَاتِ وَالذِّّكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّى وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ اِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ وَقُلْ رَبِّّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَاَنْتَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ. ….
اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِى تَفَرَّدَ بِالْعِزِّ وَالْجَلاَلِ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى مُنْقِدِ مِنَ الضَّلاَلِ وَعَلَى آلِهِ وَاَصْحَابِهِ خَيْرِ آلٍ. ( اَمَّا بَعْدُ ) فَيَا اَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ. اُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. اَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ : اِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِىّ يَااَيُّهَا الَّذِيْنَ آَمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَيْهِ اَمِيْن يَااَللهُ يَامُجِيْبَ السَّائِلِيْنَ: اَللهمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ مُوْجِبَاتِ رَحْمَتِكَ وَعَزَائِمَ مَغْفِرَتِكَ، وَالسَّلاَمَةَ مِنْ كُلِّ إِثْمٍ، وَالْغَنِيْمَةَ مِنْ كُلِّ بِرٍّ وَالْفَوْزَ بِالْجَنَّةِ وَالنَّجَاةَ مِنَ النَّارِ.اللهم إَنَّا نَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْهَمِّ وَالْحُزْنِ، وَنَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ وَنَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْجُبْنِ وَالْبُخْلِ وَالْفَشَلِ وَمِنْ غَلَبَةِ الدَّيْنِ وَقَهْرِ الرِّجَالِ. اَللهم إِنَّا نَعُوْذُ بِكَ مِنْ جَهْدِ الْبَلاَءِ، وَدَرْكِ الشَّقَاءِ، وَسُوءْ الْقَضَاءِ، وَشَمَاتَةِ اْلاَعْدَاءِ. رَبَّنَا آتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّار. وَالْحَمْدُ لِلّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
عِبَادَ اللهِ اِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَاِيْتَاءِ ذِى الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْىِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ.فَاذْكُرُوْا اللهَ يَذْكُرْكُمْ وَاسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرُ. اَسْتَغْفِرُ اللهَ لِى وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ



Sifatan Jalma-Jalma Taqwa
السلام عليكم ………. الخ
اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِى وَفَّقَنَا لأَدَاءِ اَفْضَلِ الْعِبَادَاتِ وَاَوْقَفَنَا عَلَى كَيْفِيَةِ اكْتِسَابِ اَكْمَلِ السَّعَادَاتِ. اَشْهَدُ اَنْ لاَاِلهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ رَبُّ اْلأَرْضِيْنَ وَالسَّمَاوَاتِ وَاَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ اَلْمُؤَيَّدُ بِأَفْضَلِ اْلآيَاتِ وَالْمُعْجِزَاتِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آَلِهِ وَاَصْحَابِهِ بِحَسَبِ تَعَاقُبِ اْلأَوْقَاتِ وَالسَّاعَاتِ.( اَمَّا بَعْدُ ) فَيَا اَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ. اِتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ عَلَى مَمَرِّ الدُّهُوْرِ وَاْلأَوْقَاتِ. اَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ :اِنَّ الْمُتَّقِيْنَ فِى جَنَّاتٍ وَعُيُوْنٍ آخِذِيْنَ مَاآتَاهُوْ رَبُّهُمْ اِنَّهُمْ كَانُوْا قَبْلَ ذَالِكَ مُحْسِنِيْنَ كَانُوْا قَلِيْلاً مِنَ اللَّيْلِ مَا يَهْجَعُوْنَ. وَبِاْلأَسْحَارِ هُمْ يَسْتَغْفِرُوْنَ. وَفِى اَمْوَالِهِمْ حَقٌّ لِلسَّائِلِ وَالْمَحْرُوْمِ
Hadirin Sidang Jum’at Rahimakumullah. Ngalangkungan khutbah awal anu kalawan ringkeus ieu
Ari sadaya puji eta tetep kagungan Allah swt, anu parantos mafarin taufek kaurang sadaya piken ngalakonan kana pangutamina pirang-pirang ibadah, sareng merenahkeun ka urang sadaya kana tata cara usaha anu pangsampurna-sampurna kabagjaan. Sim abdi nyaksian kana yen saestuna teu aya deui pangeran anu hak disembah anging gusti Allah, bari sahiji Dzatna teu aya anu ngarencangan kamanteNa anu ngurus pirang-pirang bumi sareng pirang-pirang langit, sareng sim abdi nyaksian kana yen saestunya kanjeng Nabi Muhammad saw. eta hambana Allah sareng RasulNa anu dikuatan kalawan pirang-pirang ayat sareng pirang-pirang mu’jizat. Mugia Allah maparin rahmat ka kanjeng Nabi Muhammad saw. ka kulawargina para sahabatna kalawan ngitung-ngitung gunta-gantina pirang2 waktu sareng pirang-pirang saat.
Saparantosna ngaoskeun basmalah, hamdalah shalawat miwah salam ka kanjeng Rolulullah saw. kawajiban anu janten khatib ngawasiatan khususna kanggo diri khatib umumna kanggo hadirin sadayana, kalawan wasiat taqwa, mangga urang sami-sami ningkatkeun kana kataqwaan, sabab taqwa hiji-hijina jalan kanggo kahontal kabahagiaan dunia sareng akherat.
Tina sapalih ajaran taqwa Allah swt nguningakeun sabagian sifat-sifat jalmi takwa anu kaunggel dina surat ad-dariyat ayat 15-19.
Hartosna : saestuna jalma2 taqwa eta aya dina pirang2 patamanan surga sareng pirang2 sumber cai. Bari maranehna nyokot kani’matan anu dipaparinkeun ku pangerana, saenyana maranehna dina samemeh eta nyaeta dialam dunia kaasup jalma-jalma anu nyieun kahadean. nyaeta nyaetikeun kana sare dina waktu peuting, sareng dina waktu tungtung peting maranehna menta pangampura sareng dina harta-hartana aya hak jalma miskin anu menta sareng jalma miskin anu teu menang bagian.

Hadirin Sidang Jum’at Rahimakumullah.
Ari Jalma2 taqwa dina poe kiamah bakal nempatan taman-taman surga sareng pirang2 mata air, kumaha kaayanana :
 آخِذِيْنَ مَاآتاهُمْ رَبُّهُمْ اى مِنَ النَّعِيْمِ وَالسُّرُوْرِ والْغِبْطَةِ  
Jalma taqwa kenging anugrah nempatan taman2 surga sabab maranehna di alam duniana nyaeta tukang nyieun kahadean, diantara kahadeana :
1.      Nyaetikeun sare dina waktu peting كَانُوْا قَلِيْلاً مِنَ اللَّيْلِ مَا يَهْجَعُوْنَ
اى كانوا ينامون قليلا من الليل ويصلون اكثَره اِنَّ رسولَ الله قال اِن فى الجنة غُرَفًا يُرَى ظَاهِرُهَا مِن بَاطِنِهَا وَبَاطِنُهَا من ظَاهِرِهَا فقال ابو موسى الأشعرى رضى الله عنه لمَنْ هى يارسُولَ اللهِ ؟ قال لمن ألانَ الكلاَمَ واطعم الطعام وبات لله قائما والناس نيام
2.      Istigfar /menta pangampura dina waktu janari وَبِاْلأَسْحَارِ هُمْ يَسْتَغْفِرُوْنَ
اى يصلون بالأسحار لطلب المغفرة قَال النبى : ان اللهَ يَنزِلُ كُلَّ ليلةٍ الى السماء الدُّنْيَا حتى يَبْقَى ثُلُثُ الليل الأخير فيقول هل من تائب فاتوبَ عليه هل من مستغفرٍ فَاغفِرَ له هل من سائل فيُعْطى سُؤْلُهُ ؟ حتى يطلُعَ الفجر
3.      Mikeun hak hartana pikeun jalma miskin وَفِى اَمْوَالِهِمْ حَقٌّ لِلسَّائِلِ وَالْمَحْرُوْمِ
السائل :قال الامام احمد: هو الذى يبتدئ بالسؤال وله حق. قال النبى للسائل حق وان جاء على فرس
المحروم : قال ابن جرير : هُوَ الذى لاَمال له بأى سبب كان وقد ذهب ماله سواء كان لايقدر على الكسب او قد هلك ماله بآفة او نحوِها
Hadirin Sidang Jum’at Rahimakumullah.
Ngalangkungan khutbah awal ieu, mudah-mudahan, urang sadayana kalebet golongan jalmi-jalmi anu taqwa ka Allah swt. Amin Ya Allah Ya Rabbal ‘Alamin.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ بِاْالآيَاتَاتِ وَالذِّّكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ اِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ وَقُلْ رَبِّّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَاَنْتَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ. ….
اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِى تَفَرَّدَ بِالْعِزِّ وَالْجَلاَلِ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى مُنْقِدِ مِنَ الضَّلاَلِ وَعَلَى آلِهِ وَاَصْحَابِهِ خَيْرِ آلٍ. ( اَمَّا بَعْدُ ) فَيَا اَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ. اُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. اَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ : اِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِىّ يَااَيُّهَا الَّذِيْنَ آَمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَيْهِ اَمِيْن يَااَللهُ يَامُجِيْبَ السَّائِلِيْنَ: اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُوْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ اَلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ   رَبَّنَا لاَ تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِيْنَا أَوْ أَخْطَأْنَا رَبَّنَا وَلاَ تَحْمِلْ عَلَيْنَا اِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِنَا رَبَّنَا وَلاَ تُحَمِّلْنَا مَا لاَ طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلاَنَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِيْنَ رَبَّنَا آتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّار. وَالْحَمْدُ لِلّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
عِبَادَ اللهِ اِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَاِيْتَاءِ ذِى الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْىِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ.فَاذْكُرُوْا اللهَ يَذْكُرْكُمْ وَاسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرُ. اَسْتَغْفِرُ اللهَ لِى وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ





Ujian Jeung Cobaan Hirup
السلام عليكم ………. الخ
اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِى خَلَقَ فَسَوَّى وَالَّذِى قَدَّرَ فَهَدَى. اَشْهَدُ اَنْ لاَاِلهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَهُوَ يَعْلَمُ الْجَهْرَ وَمَا يَخْفَى وَاَشْهَدُ اَنَّ سَيَّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ خَاتَمَ اْلأَنْبِيَاء ( اَمَّا بَعْدُ ) فَيَا اَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ. اِتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ اِلاَّ وَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. اَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ : زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهْوَاتِ  مِنَ النِّسَاءِ وَالْبَنِيْنَ وَالْقَنَاطِرِ الْمُقَنْطَرَةِ…….الخ
Hadirin Sidang Jum’at Rahimakumullah. Ngalangkungan khutbah awal anu kalawan ringkeus ieu
Ari sadaya puji eta tetep kagungan Allah swt, anu parantos ngayugakeun sarta anu nyampurnakeun sareng anu nangtukeun sarta anu maparin pituduh. Sim abdi nyaksian kana yen saestuna teu aya deui pangeran anu hak disembah anging gusti Allah, bari sahiji Dzatna teu aya anu ngarencangan kamanteNa anu terang kana perkara anu nemrak sareng perkara anu nymput, sareng sim abdi nyaksian kana yen saestunya kanjeng Nabi Muhammad saw. eta hambana Allah sareng RasulNa anu janten panungtung para Nabi.
Saparantosna ngaoskeun basmalah, hamdalah shalawat miwah salam ka kanjeng Rolulullah saw. kawajiban anu janten khatib ngawasiatan khususna kanggo diri khatib umumna kanggo hadirin sadayana, kalawan wasiat taqwa, mangga urang sami-sami ningkatkeun kana kataqwaan, sabab taqwa hiji-hijina jalan kanggo kahontal kabahagiaan dunia sareng akherat.
Tina sapalih ajaran taqwa urang kedah uninga yen hirup didunya ien pituh ku rupa2 ujian jeung percobaan anu teu putus2 sareng teu aya lirena, moal aya anu salamet dina enggoning nempuh eta ujian sareng percobaan salian ti jalmi2 anu teguh iman sareng sampurna taqwana ka Allah swt. Diantawis cobian Allah swt diuningakeun dina surat Ali Imran ayat 14 : ……
Geus dipapaesan jalma2 teh ku mikacinta kasenangan nafsu, nyaeta awewe, anak incu, emas perak anu lobana mangpikul-pikul, kuda tunggang nu pinilih, sato ingon2, sawah jeung kebon. Nya kitu papaes dunya teh tapi di allah mah aya tempat mulang anu langkung hade

Hadirin siding jum’ah rahimakullah
Nilik sareng ngagantung kana ayat tadi ternyata ujian allah ka hambana aya 6
Ujian anu kahiji : ujian anu nyangkut sareng urusan istri. Naon margina Allah nguji ku urusan istri. Sabab istri kasauran Ahmad Mustopa Al-Maragi
هُنَّ مَوْضِعُ الرَّغْبَةِ وَمَطْمَحُ اْلأَنْظَارِ
Ari istri janten obyek kasenangan sareng tempatna kaindahan, kusabab istri hampir sakabeh budi, tingkah laku, laga jeung aksi,lengkah jeung gaya cara ngomong jeng make pakean dipengaruhan ku rasa hayang hirup anu untung bari nyingkirkeun wanoja anu jadi panyilekanana
Dina ujian sarupa ieu loba pisan anu ragrag jalma2 anu lemah imana, anjena lali kana tuntunan ti pangerana, tur teu sadar kana harga dirina akhirna ngalajur nafsu, ngotoran namina anu hade, jeung kahormatan ibu ramana sareng keluawargina, ragrag kana jurang dosa, kahinaan jeung kabinasaan anu teu bisa ditebus ku harta benda.  Malah teu saetik kajadian hiji jalma anu kacida taatna ka allah sanggesna rimbitan jadi pindah pilempangan sanes taat ka allah tapi sami’na waato’na kana kahoyong bojona anu dipikacinta tea. Kacintaan jeng kataatan ka gusti allah ti leletik the ges dituker tur robah haluan, ges banting setir ku kacintaan anu kalelewihi ka istrina, eta jalma the tiwas nyangharepan atawa ngaliwatan ujian jeng percobaan.
Ujian anu kadua : ujian anu nyangkut sareng urusan anak.
Pikeun anu teguh imana, anu sampurna taqwana ka allah kacintaan ka anak the geus mawa kana kabagjaan hirup kulantaran ngabogaan turunan. Tapi piken anu lemah imana jeng teu sampurna taqwana. kacintaan ka anak teh matak jadi sabab kanu jadi anakna, teu aya tali hubungan jeng pangerana sahingga sapanjang hirupna si anak teu bisa ngarasakeun kabagjaan hirup ngabogaan pangeran anu timbul lantaran perbuatan lengen bapana. Si bapa anu sarupa kieu geus jadi sabab anu mutuskeun tali hubungan antara anak jeung pangerana. Galib satiap jalma
وَحُبُّ الْبَنِيْنِ اَقْوَى مِنْ حُبِّ الْبَنَاتِ لأَسْبَابٍ كَثِيْرَةٍ مِنْهَا :
-        أَنَّهُمْ عَمُوْدُ النَّسَبِ الذى به تَتَّصِلُ سِلْسِلَةُ النَّسْلِ
Anak lalaki mangrupakeun tulang punggung katurunan anu aya kaitana sareng dirina.
-        أَمَلُ الْوَالِدِ فِى كَفَالَتِهِمْ لَهُ حِيْنَ الْحَاجَةِ اِلَيْهِ لِضَعْفٍ اَوْ كِبَرٍ
Harepan anu jadi kolot ka anak lalaki supaya bisa ngabantu dina nalika geus rempo jeng pikun
-        اَنَّهُ يُرْجَى بِهِمْ مِنَ الشَّرَفِ مَالاَيُرْجَى مِنَ اْلإِنَاثِ
Ti anak lalaki diharepkeun bisa mawa kamulian anu teu bisa ku anak awewe, seperti penguasaan suatu disiplin ilmu, pagawean, kapamimpinan dst,
-       الشُّعُوْرُ بِأَنَّ اْلأُنْثَى حِيْنَ الْكِبَرِ تَنْفَصِلُ مِنْ عَشِيْرَتِهَا وَتَتَّصِلُ بِعَشِيْرَةٍ اَخْرَى
Aya perasaan anu jadi kolotna bahwa anak awewe lamun geus gede bakal pisah jeung anu jadi kolotna jeng kumpul sareng keluarga lain.
Sadiron siding jum’ah……….
Ujian anu katilu : ujian anu nyangkut sareng urusan harta
Aya jalma anu ngarasa teu aya anu lewih penting jeung lewih utama dina jero hirupna, salian ti harta kakayaan, pikeun dirina teu berat papisah jeng anak pamajikan, baraya jeung sahabat, malah pisah jeung agama oge pikeun numpuk2 kakayaan. Mikacinta kana harta memang geus jadi fitrah anu geus ngadarah daging pikeun satian insane. Rahasiahna Sabab harta mangrupakeun sarana pikeun ngahasilkeun sagala maksud, sarana pikeun menangkeun kalezatan jeng jadi pamuas nafsu syahwat. Dimana harta tos loba maka kahayang tumpuk2 harta semakin bertambah sahingga manehna poho yen harta teh mung saukur sarana lain tujuan.
لَوْ كَانَ لاِبْنِ آدَمَ وَادِيَانِ مِنْ ذَهَبٍ لَتَمَنَّى اَنْ يَكُوْنَ لَهُمَا ثَالِثٌ وَلاَ يَمْلأُ جَوْفَ ابْنَ آدَمَ اِلاَّ التُّرَابُ وَيَتُوْبُ اللهُ عَلَى مَنْ تَابَ
Ujian anu kaopat : ujian anu nyangkut sareng urusan kuda piaraan anu pinilih (ayena mah mobil sedan mersedes)anu jadi kamegahan sareng bisa dijadikeun tutumpakan, ujian anu sarupa kieu sering mawa manusa poho nu teu aya hinggana, poho kawajiban kaanak istrina, poho kana kawajiban ka Allah, poho kana agamana, sabab hatena geus katalian kacangred pageh ku eta kandaraan tea.

Ujian anu kalimi kagenepna : ujian anu nyangkut sareng urusan sato ingon2jeng tatanen boh ngingu sapi, munding anu bisa ngahasilkeun kakayaan anu lain lumayan, malah urusan pertanian anu mangrupa tanah, sawah, kebon sareng anu sanesna
Hadirin siding jum’at
Ieu sadayana, wanita, harta, tahta sarta sejena deui mangrupa ujian pikeun nyaring, saha anu bisa nahan diri, tetep dina bakti ka Allah, teu katipu, teu kapangaruhan ku rupa2 ujian tadi, jeng saha anu lemah imana, ragu2 jeng mundur maju dina kayakinana, anu ahirna sasar tina jalan allah anu sabenerna. Ku lantaran eta, dina sagala gawe dina nyangharepan sagala perkara, urang kudu sapapanjangna inget, yen urang salaku jalma islam, ngabogaan tujuan anu pokok, nyaeta ngabakti ka Allah kalawan harti anu saluas-luasna.
Mudah-mudahan ngalangkungan khutbah awal ieu Allah neguhkeun iman urang dina nyangharepan sagala ujian hirup, jeng tetep hirup dina pimpinan Allah buat nuju kana kasalametan dunya jeng akherat. Amin ya rabbal alamin.


بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ بِاْالآيَاتِ وَالذِّّكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّى وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ اِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ وَقُلْ رَبِّّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَاَنْتَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ. ….
اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِى تَفَرَّدَ بِالْعِزِّ وَالْجَلاَلِ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى مُنْقِدِ مِنَ الضَّلاَلِ وَعَلَى آلِهِ وَاَصْحَابِهِ خَيْرِ آلٍ. ( اَمَّا بَعْدُ ) فَيَا اَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ. اُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. اَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ : اِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِىّ يَااَيُّهَا الَّذِيْنَ آَمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَيْهِ اَمِيْن يَااَللهُ يَارَب العالمين: اَللهمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ مُوْجِبَاتِ رَحْمَتِكَ وَعَزَائِمَ مَغْفِرَتِكَ، وَالسَّلاَمَةَ مِنْ كُلِّ إِثْمٍ، وَالْغَنِيْمَةَ مِنْ كُلِّ بِرٍّ وَالْفَوْزَ بِالْجَنَّةِ وَالنَّجَاةَ مِنَ النَّارِ.اللهم إَنَّا نَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْهَمِّ وَالْحُزْنِ، وَنَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ وَنَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْجُبْنِ وَالْبُخْلِ وَالْفَشَلِ وَمِنْ غَلَبَةِ الدَّيْنِ وَقَهْرِ الرِّجَالِ. اَللهم إِنَّا نَعُوْذُ بِكَ مِنْ جَهْدِ الْبَلاَءِ، وَدَرْكِ الشَّقَاءِ، وَسُوءْ الْقَضَاءِ، وَشَمَاتَةِ اْلاَعْدَاءِ. رَبَّنَا آتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّار. وَالْحَمْدُ لِلّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
عِبَادَ اللهِ اِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَاِيْتَاءِ ذِى الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْىِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ.فَاذْكُرُوْا اللهَ يَذْكُرْكُمْ وَاسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرُ. اَسْتَغْفِرُ اللهَ لِى وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ




 Hakekat Puasa
 السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِى كَتَبَ عَلَيْنَا الصِّيَامَ. اَشْهَدُ اَنْ لاَاِلهَ اِلاَّ اللهُ ذُوْا الْفَضْلِ وَالنِّعَامِ وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَاحِبُ الْكَرَامَةِ عَلَى التَّمَامِ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى خَيْرِ اْلأَنَامِ. وَعَلَى آلِهِ وَاَصْحَابِهِ الْكِرَامِ.( اَمَّا بَعْدُ ) فَيَا اَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ. اِتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ عَلَى مَمَرِّ الدُّهُوْرِ وَاْلأَيَّامِ. اَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ : يَااَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَ.
Hadirin Sidang Jum’at Rahimakumullah. Ngalangkungan khutbah awal anu kalawan ringkeus ieu
Ari sadaya puji eta tetep kagungan Allah swt, anu parantos ngawajibkeun ka urang sadayana kana ngalakonan ibadah saum, Sim abdi nyaksian kana yen saestuna teu aya deui pangeran anu hak disembah anging gusti Allah, anu ngagaduhan kautamian sareng pirang-pirang kani’matan, sareng sim abdi nyaksian kana yen saestunya kanjeng Nabi Muhammad saw. eta hambana Allah sareng RasulNa anu ngagaduhan karamah anu sampurna. Shalawat miwah salam eta pamugi tetep ka pangsae-saena makhluk buktosna kangjeng Nabi Muhammad saw. ka kulawarginya sareng sahabatna anu marulia.
Saparantosna ngaoskeun basmalah, hamdalah shalawat miwah salam ka kanjeng Rolulullah saw. kawajiban anu janten khatib ngawasiatan khususna kanggo diri khatib umumna kanggo hadirin sadayana, kalawan wasiat taqwa, mangga urang sami-sami ningkatkeun kana kataqwaan, sabab taqwa hiji-hijina jalan kanggo kahontal kabahagiaan dunia sareng akherat.
Tina sapalih ajaran taqwa nyaeta ngalakonan ibadah saum, sakumaha anu tos ka unggel dina Al-Qur’an surat Al-Bakarah ayat 183.
Hai jalma-jalma anu ariman tos diwajibkeun kaaranjen sadaya kana ngalakonan ibadah saum sakumaha tos diwajibkeun ka umat-umat sateacana aranjen, supaya aranjen jadi jalma-jalma anu taqwa.

Alhamdulillah dina jum’at ieu urang sadaya parantos nincak kana tahapan kadua tina tilu tahapan sasih ramadlan nyaeta 10 anu awal tahapan rahmat, pamudah-mudahan saum anu parantos kalangkung diwuwuh ku rahmat Allah swt. 10 anu kadua nyaeta tahapan magfirah (ampunan) anu kuurang nuju dilakonan sareng tahapan anu katilu nyaeta tahapan Itqun minanar mudah-mudahan 10 terakhir eta tiasa kasorang kuurang sadaya.
Mangga dina tahapan kadua ieu, urang sadayana berlomba-lomba ngengingkeun magfirah Allah swt. Kujalan ngalakonan amal-amal soleh, sabab dina sasih ramadon teu aya amal anu mubadir. Hartosna satiap amal anu dilakonan ku jalmi anu puasa bakal dilipat gandakeun ku Allah swt.
قال النبى : نوم الصائم عبادة وصمته تسبيح وعمله مضاعف ودعاؤه مستجاب ودنبه مغفور.
كل حسنة بعشر امثالها الى سبعمائة ضعف الا الصيام فانه لى وانا اجزى به
Diantawis amal soleh anu kautamianana langkung ageng dina sasih ramadon nyaeta :
1.      Ashadakotu (shadakah)
Sadakoh dina sasih ramadlan langkung utami tinimbang sasih-sasih anu sanesna, kasauran kanjeng Rasul
اَفْضَلُ الصَّدَقَةِ صَدَقَةٌ فِى رَمَضَانَ
Ari pang utami-utamina sadakoh nyaeta sodakoh dina sasih ramadon.
Masihan tuangen kajalmi anu nuju saum bakal ngengingkeun magfirah Allah swt. ngalangkungan para malaikatna, kasauran kanjeng Rasul :
مَنْ فَطَّرَ صَائِمًا عَلَى طَعَامٍ اَوْ شَرَابٍ مِنْ حَلاَلٍ صَلَّتْ عَلَيْهِ الْمَلاَئِكَةُ فِى سَاعَاتِ شَهْرِ رَمَضَانَ وَصَلَّى عَلَيْهِ جِبْرِيْلُ لَيْلَةَ الْقَدْرِ
Saha wae jalmi anu masihan kajalmi anu saum, tina tuangeun atanapi leueuteun anu halal, maka para malaikat mangnyuhunkeun pangampunteun kagusti Allah pikeun eta jalmi dina saat-saat ramadlon (detikna, menitna, atanapi jamna), sareng malaikat Jibril nyuhunkeun pangampunteun pikeun eta jalmi dina wengian lailatul qodr. Subhanallah
2.      Qiamul lail nyaeta gugah wengi kanggo ibadah ka Allah swt. pami urang ninggal kana amal kanjeng Rosullul saw. dina wengi ramadlan, Mantena selalu qiamulail, bahkan pami 10 wengi terakhir, Mantena sok ngagugahkeun kulawargi sareng shahabat-shahabatna kanggo ibadah ka Allah swt. jalmi anu ibadah dina wengian ramadlan dihapunteun tina sadaya dosa-dosa anu tos kalangkung. Rosulullah saw. ngadawuh :
مَنْ قَامَ رَمَضَانَ اِيْمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
Saha wae jalmi anu gugah wengi dina sasih ramadlan bari iman sarta ikhlas karena Allah, maka bakal dihapunteun tina dosa anu tos kalangkung. 
3.      Qira’atul Qur’an (maos Al-Qur’an)
Ngaos Al-Qur’an dina sasih ramadlan langkung utami tinimbang sasih-sasih sanesna margi Al-Qur’an dilungsurkeuna dina sasih ramadlah, kanjeng Rosul nyeerkeun maos Al-Qur’an dina sasih ramadlan bahkan malaikat Jibril maoskeun Al-Qur’an kanggo kanjeng Rasul dina sasih ramadlan, mangga urang sami-sami manfaatkeun waktos anu luang ieu ku aosan Al-Qur’an, margi Al-Qur’an tiasa nyafaatan kasaha bae anu maosna, Pidawuh Rosulullah saw. :
اَلصِّيَامُ وَالْقِيَامُ يَشْفَعَانِ لِلْعَبْدِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ يَقُوْلُ الصَّوْمُ رَبِّ مَنَعْتُهُ الطَّعَامَ وَالشَّرَابَ بِالنَّهَارِ. وَيَقُوْلُ الْقُرْآنُ رَبِّ مَنَعْتُهُ النَّوْمَ بِاللَّيْلِ فَشَفِّعْنَا بِهِ
Saum sareng gugah wengi eta bakal nyafaatan dua-duana ka hiji hamba dina dintenan qiamat, saum nyarios : “ duh pangeran abdi, abdi tos nyegah kaeta hamba kana tuang sareng leueut dina waktos siang. Qur’an nyarios : “ duh pangeran abdi, abdi tos nyegah tidur dina waktos wengi, pamugi gusti mafarin abdi sadaya tiasa nyafaatan ka anjena”.
4.      Al-I’tikaf, nyaeta :  مُلاَزَمَةُ الْمَسْجِدِ لِلْعِبَادَةِ تَقَرُّبًا اِلَى اللهِ عَزَّوَجَلَّtetepna calik dimasjid kanggo ibadah karena arah-arah taqarrub ka Allah swt. terutami dina 10 terakhir sasih ramadlan margi Rasulullah saw teu liren-liren I’tikap dina 10 terakhir sasih ramadlan dugi kapupusna
فَقَدِ اعْتَكَفَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَلَمْ يَزَلْ يَعْتَكِفُ الْعَشْرَ اْلأَوَاخِرَ مِنْ رَمَضَانَ حَتَّى تَوَفَّاهُ اللهُ تَعَالَى
Nyata Rasulullah saw. I’tikaf sareng mantena teu liren-liren dina 10 terakhir sasih ramadon dugi kapupusna.
5.      Al-I’timar (umrah)
Pidawuh Rosulullah saw. :
عُمْرَةٌ فِى رَمَضَانَ تَعْدِلُ حِجَّةً مَعِى
Ari umrah dina sasih Ramadan eta ngabandingan kana haji sarta kaula

Hadirin Sidang Jum’at Rahimakumullah.
Ngalangkungan khutbah awal ieu, mudah-mudahan, urang sadayana tambih-tambih motivasi (kasengsrem) dina ngalakonan amal-amal soleh sareng mudah-mudahan Allah swt maparin kakiatan kaurang sadaya. Amin Ya Allah Ya Rabbal ‘Alamin.


بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ بِاْالآيَاتَاتِ وَالذِّّكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ اِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ وَقُلْ رَبِّّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَاَنْتَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ. ….



اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِى تَفَرَّدَ بِالْعِزِّ وَالْجَلاَلِ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى مُنْقِدِ مِنَ الضَّلاَلِ وَعَلَى آلِهِ وَاَصْحَابِهِ خَيْرِ آلٍ. ( اَمَّا بَعْدُ ) فَيَا اَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ. اُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. اَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ : اِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِىّ يَااَيُّهَا الَّذِيْنَ آَمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَيْهِ اَمِيْن يَااَللهُ يَامُجِيْبَ السَّائِلِيْنَ: اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُوْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ اَلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ اللهُمَّ اجْعَلْنَا مِنَ السُّعَدَاءِ الْمَقْبُوْلِيْنَ وَلاَ تَجْعَلْنَا مِنَ اْلأَشْقِيَاءِ الْمَرْدُوْدِيْنَ. رَبَّنَا آتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّار. وَالْحَمْدُ لِلّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
عِبَادَ اللهِ اِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَاِيْتَاءِ ذِى الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْىِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ.فَاذْكُرُوْا اللهَ يَذْكُرْكُمْ وَاسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرُ. اَسْتَغْفِرُ اللهَ لِى وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ