Banyak sekali hal yang perlu kita contoh dari kehidupan Rasulullah SAW. Karena, beliau memang diutus oleh Allah SWT untuk memperbaiki budi pekerti dan akhlak manusia.
Sebagaimana dalam Firman Allah SWT yang artinya: "Sungguh telah ada pada (diri) Rasulullah itu teladan yang baik bagimu, (yaitu) orang yang mengharap (ridha) Allah, (kedatangan) hari akhirat dan mengingat Allah sebanyak-banyaknya..."(QS. Al-Ahzab : 21)
Rasulullah senantiasa menunjukkan akhlak yang terpuji, sehingga beliau dapat menjadi contoh teladan dalam kehidupan di dunia yang fana ini. Beliau mempunyai kepribadian yang utuh dan terpuji, yaitu FAST (Fathanah, Amanah, Shidiq dan Tabligh). Dan yang paling menonjol dari beliau adalah senantiasa konsekuen dan konsisten dalam menegakkan kebenaran dan keadilan.
Keteladanan Rasulullah SAW ini ternyata sangat berpengaruh terhadap gaya hidup dan karakter para sahabat-Nya. Para sahabat yang merupakan kader dan santri periode pertama beliau, tumbuh menjadi pribadi-pribadi yang luar biasa dan di kemudian hari menjadi pemimpin-pemimpin umat dalam rangka meneruskan perjuangan da'wah islam sepeninggal Rasulullah SAW (Khalifah). Para sahabat adalah merupakan kader terbaik umat di masa lalu, maupun di masa yang akan datang. Keteguhan dalam memegang prinsip-prinsip kebenaran, keadilan dan kejujuran tidak bisa disangsikan lagi.
Keikhlasan untuk beramal baik dengan harta, kedudukan dan bahkan jiwanya sekaligus sudah tidak bisa dipungkiri lagi. Sebagai contoh adalah Abu Bakar yang ikhlas menyerahkan semua harta bendanya untuk kepentingan perjuangan da'wah Nabi Muhammad SAW, Umar bin Khatab yang dengan kesederhanaannya walaupun telah menjadi khalifah tidak pernah sombong, Usman bin Affan yang rela memberikan semua harta dagangannya demi menyelamatkan jiwa penduduk yang terancam bahaya kelaparan dan Ali bin Abi Thalib yang selalu bersikap zuhud dalam kehidupannya.
Sahabat Abu Bakar, Umar bin Khatab, Usman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib adalah khalifah-khalifah yang meneruskan perjuangan da'wah setelah Rasulullah SAW meninggal dunia. Di samping mereka, masih banyak lagi sahabat-sahabat yang sangat teguh berjuang bersama Rasulullah SAW untuk menegakkan panji-panji kebenaran baik pada periode Makkah atau Madinah. Kesemuanya adalah kader terbaik yang pernah ada di dunia ini untuk masa yang telah lalu ataupun masa yang akan datang.
Berikut ini adalah beberapa Sifat dan Kepribadian Rasulullah SAW yang Wajib Kita Teladani, antara lain:
1. Sangat Bijaksana dalam Menjalankan Da'wah (Tercermin ketika Nabi Muhammad SAW mendamaikan perselisihan di antara para pemuka Quraisy tentang siapa yang berhak untuk mengembalikan Hajar Aswad ke tempat semula)
2. Pribadi yang Sabar dan Pemaaf (Tercermin ketika Nabi Muhammad SAW memaafkan seorang panglima kafir yang datang dan menghunuskan pedang ke hadapan Rasulullah SAW)
3. Bersifat Jujur dan Setia pada Janji (Tercermin ketika Nabi Muhammad SAW berdagang ataupun ketika berbicara dan berperilaku, walaupun terhadap orang-orang kafir Makkah)
4. Berperilaku Santun dan Kasih Sayang kepada Semua Orang (Tercermin dalam kehidupan sehari-hari Rasulullah SAW)
5. Berpegang Teguh pada Aqidah yang Benar sebagai Landasan Da'wah-Nya (Tercermin ketika mengemban tugas yang sangat berat untuk berda'wah dan menghadapi orang-orang dari kaum kafir Quraisy)
6. Selalu Tawakkal kepada Allah SWT (Tercermin ketika Nabi Muhammad SAW selalu mendapat tantangan dan cobaan di setiap harinya)
7. Senantiasa Ta'at dalam Melaksanakan Perintah Allah SWT dan Menjauhi Segala Larangan-Nya (Tercermin dalam kehidupan sehari-hari Rasulullah SAW).
Kamis, 28 Januari 2016
Sifat-sifat rasulullah yang meski diteladani
Akhlak Rasulullah, SAW
Akhlak Rasul
PROF. Dr. Sayyid Muhammad Al-Maliki, ulama besar dari kota Makkah, dalam bukunya Adabul Islam Fi Nidzaamil Usrah, mengetengahkan adab, etika, dan akhlak pasangan suami-istri dalam berkeluarga. Dalam bukunya dijelaskan tentang pentingnya akhlak pergaulan baik dari pihak suami maupun istri. Keduanya sama-sama memiliki kewajiban dan keharusan untuk menjadikan akhlak rumah tangga nabi sebagai pedoman paripurna.
Bagi seorang suami hal pertama yang wajib diketahui dalam mempergauli istri adalah mengedepankan sikap welas asih, cinta, dan kelembutan.
Dalam Al-Qur`an, Allah berfirman;
ﻭَﻋَﺎﺷِﺮُﻭﻫُﻦَّ ﺑِﺎﻟْﻤَﻌْﺮُﻭﻑِ ﻓَﺈِﻥ ﻛَﺮِﻫْﺘُﻤُﻮﻫُﻦَّ ﻓَﻌَﺴَﻰ ﺃَﻥ ﺗَﻜْﺮَﻫُﻮﺍْ ﺷَﻴْﺌﺎً ﻭَﻳَﺠْﻌَﻞَ ﺍﻟﻠّﻪُ ﻓِﻴﻪِ ﺧَﻴْﺮﺍً ﻛَﺜِﻴﺮﺍً
“Dan bergaullah dengan mereka (para istri) secara patut, kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak. ” (Qs. An-Nisa` : 19)
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wassalam bersabda, seperti diriwayatkan oleh Ibnu Majah,
“Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik kepada keluarganya, dan aku adalah orang yang paling baik perlakuannya kepada keluargaku.”
Kedua, Sebagai seorang kepala keluarga, suami dianjurkan untuk memperlakukan istri dan anak-anaknya dengan kasih sayang dan menjauhkan diri dari sikap kasar.
Adakalanya seorang suami menjadi tokoh terpandang di tengah masyarakat, ia mampu dan pandai sekali berlemah lembut dalam tutur kata, sopan dalam perbuatan tapi gagal memperlakukan keluarganya sendiri dengan sikapnya saat berbicara kepada masyarkat.
Ketiga, seorang suami sangat membutuhkan pasokan kesabaran agar ia tangguh dalam menghadapi keadaan yang tidak mengenakkan. Suami tangguh adalah suami yang tidak mudah terpancing untuk lekas naik pitam saat melihat hal-hal yang kurang tepat demi cinta dan rasa sayangnya kepada istri.
Betapa sabarnya Rasulullah sebagai seorang suami dalam mengurusi para istrinya.
Begitu sabarnya, sampai-sampai sebagai sahabat beliau mengatakan, “Tidak pernah aku melihat seseorang yang lebih pengasih kepada keluarganya melebihi Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wassalam.” (HR. Muslim).
Contoh seorang suami yang penyayang lainnya dapat kita simak dari kisah Sayidina Umar bin Khaththab Ra. Beliau yang terkenal ketegasan dan sikap kerasnya dalam mengahadapi kemunkaran, pernah berkata saat didatangi oleh orang Badui yang akan mengadukan sikap cerewet istrinya. Di saat bersamaan, Umar pun baru saja mendapat omelan dari istri dengan suara yang cukup keras.
Umar memberi nasihat kepada si Badui, “Wahai saudaraku semuslim, aku berusaha menahan diri dari sikap (istriku) itu, karena dia memiliki hak-hak atas istriku. Aku berusaha untuk menahan diri meski sebenarnya aku bisa saya menyakitinya (bersikap keras) dan memarahinya. Akan tetapi, aku sadar bahwa tidak ada orang yang memuliakan mereka (kaum wanita), selain orang yang mulia dan tidak ada yang merendahkan mereka selain orang yang suka menyakiti. Aku sangat ingin menjadi orang yang mulia meski aku kalah (dari istriku), dan aku tidak ingin menjadi orang yang suka menyakiti meski aku termasuk orang yang menang.”
Umar meneruskan nasihatnya, “ Wahai Saudaraku orang Arab, aku berusaha menahan diri, karena dia (istriku) memiliki hak-hak atas diriku. Dialah yang memasak makanan untukku, membuatkan roti untukku, membuatkan roti untukku, menyusui anak-anakku, dan mencucui baju-bajuku. Sebesar apapun kesabaranku terhadap sikapnya, maka sebanyak itulah pahala yang aku terima.”
Keempat, seorang suami hendaknya mampu mencandainya. Adanya canda dan tawa dalam kehidupan berumah tangga lazim selalu dilakukan. Bayangkan apa yang terjadi jika pasangan suami-istri melalui hari-harinya tanpa canda. Lambat laun rumah tangganya menjadi bak areal pemakaman yang sepi, senyap, hampa.
Suami yang ingin menunaikan hak-hak istrinya akan berusaha mengundang canda, gurauan, yang mencairkan suasana dengan senyum dan tawa; berusaha untuk bermain perlombaan dengan istri seperti yang dilakukan Rasulullah kepada istrinya Aisyah Ra.
Dalam diri setiap manusia terdapat sifat kekanak-kanakan, khususunya pada diri seorang wanita. Istri membutuhkan sikap manja dari suaminya dan karenanya jangan ada yang menghalangi sikap manja seorang suami untuk istrinya.
Maurice J. Elias Ph. D dkk dalam bukunya Emotionally Intelligent Parenting: How to Rise a Self-Disiplined, Responsible, Socially Skilled Child, menyinggung fungsi humor dalam proses kimiawi dan psikologis tubuh kita. “Humor kecil sehari-hari seperti vitamin ampuh untuk membangun dan mempertahankan kemampuan Anda secara positif menanggapi tugas-tugas keayahbundaan dan tantangan hidup lainnya.”
Menyisipkan humor dalam hubungan dengan pasangan dan anak-anak, menurut Maurice, dimaksudkan untuk menjaga agar kita tetap dalam kerangka berpikir optimis. “Cobalah melakukan hal-hal yang bisa membawa Anda ke dalam suasana humor setiap hari, meskipun hanya sebentar. Kalau tidak bisa setiap hari, coba sesering yang bisa Anda lakukan,” pesannya dalam buku yang telah dialih bahasakan berjudulCara-cara Efektif Mengasuh Anak dengan EQ.
Akhlak Seorang Istri
Adapun kewajiban bagi pihak istri adalah tidak akan membebani suaminya dengan hal-hal yang tidak sanggup ia kerjakan dan tidak menuntut sesuatu yang lebih dari kebutuhan. Sikap ini dapat menjadi bantuan untuk suami dalam urusan finansial.
Alangkah mulianya seorang wanita yang berjiwa qana`ah, cermat dalam membelanjakan harta demi mencukupi suami dan anak-anaknya. Dahulu kala, para wanita kaum salaf memberi wejangan kepada suami atau ayahnya, “Berhatilah-hatilah engkau dari memperoleh harta yang tidak halal. Kami akan sanggup menahan rasa lapar namun kami tak akan pernah sanggup merasakan siksa api neraka.” Inilah akhlak pertama bagi pihak istri.
Kedua, istri shalihah adalah istri yang berbakti kepada suaminya, mendahulukan hak suami sebelum hak dirinya dan kerabat-kerabatnya. Termasuk dalam masalah taat kepada suami adalah berlaku baik pada ibu mertua.
Ketiga, istri sebagai guru pertama bagi anak-anak, hendaknya mendidik mereka dengan pendidikan yang baik, memperdengarkan kata-kata yang baik, mendoakan mereka dengan doa yang baik pula. Semuanya itu merupakan implementasi bakti istri kepada suaminya.
Keempat, karakter istri dengan adab baik adalah tidak mengadukan urusan rumah tangga dan mengungkit-ungkit perkara yang pernah membuat diri si istri sakit hati dalam pelbagai forum. Hal yang sering terjadi pada diri seorang wanita yaitu menceritakan keadaan buruk yang pernah menimpanya kepada orang lain. Seakan dengan menceritakan masalah yang melilit dirinya urusan akan terselesaikan. Namun yang terjadi sebaliknya, keburukan dan aib keluarga justru menjadi konsumsi orang banyak, nama baik suami dan keluarga terpuruk, dan jalan keluar tak kunjung ditemukan.
Bentuk adab kelima, tidak keluar dari rumahnya tanpa memperoleh izin terlebih dahulu dari suami. Mengenai hal ini, Nabi telah mewanti-wanti dengan bersabda, “ Hendaknya seorang wanita (istri) tidak keluar dari rumah suaminya kecuali dengan seizin suami. Jika ia tetap melakukannya (keluar tanpa izin), Allah dan malaikat-Nya melaknati sampai ia bertaubat atau kembali pulang ke rumah.” (HR. Abu Dawud, Baihaqi, dan Ibnu `Asakir dari Abdullah bin Umar).
Demikian halnya dalam masalah ibadah non-wajib seperti puasa sunnah, hendaknya seorang istri tidak melakukannya kecuali setelah suami memberi izin.
Betapa indah kehidupan pasangan suami-istri yang menjadikan rumah tangga Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wassalam sebagai titik singgung dalam menghidupkan hubungan harmonis. Tidak ada yang sempurna dari pribadi pria sebagai suami dan wanita sebagai istri. Kelebihan dan kekurangan pasti adanya. Suami-istri yang sadar antara hak dan kewajibannya akan melahirkan generasi penerus kehidupan manusia yang saleh, pribadi bertakwa, dan menjadikan ridha Allah sebagai tujuan utama.
Membina rumah tangga bahagia perlu keterampilan, kepandaian, dan kebijakan pengelolalnya. Masing-masing pasangan dituntut untuk pandai dan bijak mengelola rumah tangga keduanya, pandai dan bijak mengelola hubungan dengan buah hati mereka, pandai dan bijak mengatur waktu antara bekerja dan bercengkrama dengan pasangannya, pandai dan bijak mengelola keuangannya, bahkan pandai dan bijak mengelola cintanya
Senin, 25 Januari 2016
Ciri-ciri Hari Kiamat
"KIAMAT"
4:00 pagi kita bangun solat subuh, kemudian kita bersiap2 utk ke tempat kerja, sampai kantor pukul 7:00 pagi, hari masih gelap.
Mungkin kita anggap hari ini akan hujan, jadi abaikan.
Masuk kantor, bekerja dan kita lihat pukul 12:00 siang, sudah waktunya makan siang, tapi keadaan masih tetap gelap.
Keluar pintu kantor, suasana masih gelap, hitam pekat seperti malam..mungkin masih bisa dianggap hari ini akan hujan lagi.
Jadi abaikan saja.
foto : wisatahati.com
Tapi kalo jam 14:00 pm pun hari masih gelap.. pertanda apa itu?..
keesokkan pun sama, nonton tv semua orang kalang kabut menceritakan bahawa dunia ini sudah tidak ada lagi siangnya..dan begitu juga dengan lusa..masih tidak ada lagi matahari..
Tetapi pada hari keempat kita bangun pagi, kita dapat melihat matahari, tetapi jangan terkejut karena matahari telah terbit dari sebelah barat..
Kehebatan ahli dunia akan mengatakan itu fenomena alam, tapi sadarkah, itulah pertanda besar yang paling awal sebelum tibanya hari kiamat!!
Maka telah tertutuplah pintu taubat..
Saat itu, kita akan lihat satu fenomena luar biasa di mana golongan kaya akan keluarkan semua hartanya utk diinfakkan,
Golongan yang tidak pernah baca quran,akan rela 24 jam untuk baca Al qur'an,
Golongan yang tak pernah solat jemaah akan berlari2 dan berbondong bondong menunaikan solat secara berjemaah..
tapi sayangnya semuanya sudah tidak berguna lagi..karena Kiamat telah terjadi
Bismillahirrahmanirrahim.
Kenapa kita tidur saat Allah memanggil?
Tapi kita sanggup menahan kantuk saat menonton film atau menonton tv selama 3 jam?
Kenapa kita bosan saat baca al-qur'an?
Melainkan kita lebih rela membaca timeline twitter, wall facebook, novel atau buku lain?
Melihat tv pagi, siang, malam?
Kenapa kita senang sekali mengabaikan pesan dari Allah?
Tapi kita sanggup memforward pesan yang aneh-aneh?
Kenapa masjid semakin kecil dan sepi ?
Tapi bar dan club, mall semakin besar dan ramai ?
Kenapa kita lebih sangat senang menyembah ARTIS?
Tapi sangat susah untuk menemui ALLAH?
Pikirkan itu !!!
Apakah anda akan menforward pesan ini?
Apakah anda akan mengabaikan pesan ini karena takut ditertawakan dengan kawan yang lain?
"Barang siapa yang menyampaikan 1(satu) ilmu saja dan ada orang yg mengamalkan, maka walaupun yang menyampaikan sudah tiada (meninggal dunia), dia akan tetap memperoleh pahala
-renungkanlah..
Bacalah
KIAMAT menurut Agama Islam di tandai dgn:
- Kemunculan Imam Mahdi
- Kemunculan Dajjal
- Turunnya Nabi Isa (AS)
- Kemunculan Yakjuj dan Makjuj
- Terbitnya matahari dari Barat ke Timur
- Pintu pengampunan akan ditutup
- Dab'bat al-Ard akan keluar dari tanah & akan menandai muslim yang sebenar2nya
- Kabut selama 40 Hari akan mematikan semua orang beriman sejati shg mereka tidak perlu mengalami tanda2 kiamat lainnya
- Sebuah kebakaran besar akan menyebabkan kerusakan
- Pemusnahan/runtuhnya Kabah
- Tulisan dalam Al-Quran akan lenyap
- Sangkakala akan ditiup pertama kalinya membuat semua makhluk hidup merasa bimbang dan ketakutan
- Tiupan sangkakala yang kedua kalinya akan membuat semua makhluk hidup mati dan yg ketiga yang membuat setiap makhluk hidup bangkit kembali.
Wallaahu'a'lamu. oleh ustadz yusuf mansyur
Rabu, 13 Januari 2016
Cara menguburkan jenazah
Memakamkan mayat hukumnya fadhu kifayah baik mayat itu muslim atau kafir secara ijma’, Karena merupakan suatu penganiayan dan penghinaan jika dibiarkan mayat manusia seperti seperti bangkai binatang, dan penghormatan terhadap manusia baik muslim atau kafir adalah satu dasar ajaran Islam. Adapun mayat seorang Muslim lebih utama jika dimakamkan di pemakaman muslimin, sebagimana Rasulallah saw memakamkan mayat di pemakaman al-Baqi’ di Mandinah. Hal ini dilakukannya agar mendapat do’a orang yang lewat dan para penziarah.
Cara memakamkan mayat
Cara pertama paling minimal, mayat diletakan dengan menghadap ke kiblat dan dimiringkan kesamping kanan di sebuah lubang yang dapat terhindar dari bau dan terjaga dari binatang buas.
Cara kedua paling sempurna penguburan mayat yaitu, dengan meluaskan dan menggali kuburan sedalam empat hasta (kurang lebih 2 meter)
ﻋَﻦْ ﻫِﺸَﺎﻡ ﺑﻦ ﻋَﺎﻣِﺮ ﺭَﺿِﻲَ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻨْﻬُﻤﺎ ﺃَﻥَّ ﺍﻟﻨَّﺒِﻲَُ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻗﺎﻝَ ﻟﻬُﻢْ ﻳﻮﻡَ ﺃُﺣُﺪٍ : ﺍﺣْﻔِﺮُﻭﺍ ﻭَﺃَﻭْﺳِﻌُﻮﺍ ﻭَﺃَﻋْﻤِﻘُﻮﺍ ( ﺣﺴﻦ ﺃﺑﻮ ﺩﺍﻭﺩ ﻭ ﻏﻴﺮﻩ )
Dari Hisyam bin Amir ra: sesungguhnya Rasulallah saw bersabda kepada mereka (para sahabat) pada waktu peperangan Uhud: “Galilah (lubang) agak dalam dan luaskanlah, ” (HR Abu Dawud – hadits hasan)
Dibuatkan lubang landak atau lahad (lubang penyimpanan mayat) di dasar kuburan sebelah kanan.
ﻋﻦَّ ﺳَﻌْﺪَ ﺑْﻦَ ﺃَﺑِﻲ ﻭَﻗَّﺎﺹٍ ﺭَﺿِﻲَ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻨْﻪُ ﻗﺎﻝ ﻓِﻲ ﻣَﺮَﺿِﻪِ ﺍﻟَّﺬِﻱ ﻣَﺎﺕَ ﻓِﻴﻪِ : ﺍﻟْﺤَﺪُﻭﺍ ﻟِﻲ ﻟَﺤْﺪًﺍ ، ﻭَﺍﻧْﺼِﺒُﻮﺍ ﻋَﻠَﻲَّ ﺍﻟﻠَّﺒِﻦَ ﻧَﺼْﺒًﺎ ، ﻛَﻤَﺎ ﺻُﻨِﻊَ ﺑِﺮَﺳُﻮﻝِ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ( ﺭﻭﺍﻩ ﻣﺴﻠﻢ )
Dari Saad bin Abi Waqqash ra, ia berkata saat-saat sebelum wafatnya: “Buatkanlah bagiku lubang lahad, lalu uruklah tanah kepadaku sebagaimana yang telah dilakukan oleh Rasulallah saw” (HR Muslim)
Setibanya di pekuburan, mayat dikeluarkan mulai dari kepalanya secara perlahan-lahan. Bagi orang yang memasukkannya kedalam pemakaman disunahkan membaca:
ﺑِﺴْﻢِ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻭَﻋَﻠَﻰ ﻣِﻠَّﺔِ ﺭَﺳُﻮﻝِ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ
Artinya: Dengan nama Allah dan sesuai dengan tuntunan agama Rasulullah
ﻋَﻦْ ﺍﺑْﻦِ ﻋُﻤَﺮَ ﺭَﺿِﻲَ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻨْﻬُﻤﺎ ﺃَﻥّ ﺍﻟﻨَّﺒِﻲَّ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻛَﺎﻥَ ﺇِﺫَﺍ ﺃُﺩْﺧِﻞَ ﺍﻟْﻤَﻴِّﺖُ ﺍﻟْﻘَﺒْﺮَ : ﻗﺎﻝ ﺑِﺴْﻢِ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻭَﺑِﺎﻟﻠَّﻪِ ﻭَﻋَﻠَﻰ ﻣِﻠَّﺔِ ﺭَﺳُﻮﻝِ ﺍﻟﻠَّﻪِ ، ﻭَﻗَﺎﻝَ ﺃَﺑُﻮ ﺧَﺎﻟِﺪٍ : ﻣَﺮَّﺓً ﺇِﺫَﺍ ﻭُﺿِﻊَ ﺍﻟْﻤَﻴِّﺖُ ﻓِﻲ ﻟَﺤْﺪِﻩِ ﻗَﺎﻝَ ﻣَﺮَّﺓً : ” ﺑِﺴْﻢِ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻭَﺑِﺎﻟﻠَّﻪِ ﻭَﻋَﻠَﻰ ﻣِﻠَّﺔِ ﺭَﺳُﻮﻝِ ﺍﻟﻠَّﻪِ ( ﺣﺴﻦ ﺍﺑﻮ ﺩﺍﻭﺩ ﻭﺍﻟﺘﺮﻣﺬﻱ )
Hadits dari Abu Dawud dan at-Tirmidzi dari Ibnu Umar ra, ia berkata: sesungguhnya Rasulallah saw jika memasukan mayat kedalam liang kubur beliau berkata: ﺑِﺴْﻢِ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻭَﺑِﺎﻟﻠَّﻪِ ﻭَﻋَﻠَﻰ ﻣِﻠَّﺔِ ﺭَﺳُﻮﻝِ ﺍﻟﻠَّﻪِ َ
Setelah itu mayat diletakan di lubang tsb dalam keadaan miring ke kanan serta menghadap kiblat, tidak tengkurup dan tidak pula terlentang, sama seperti posisi sewaktu tidur
ﻋَﻦْ ﺍﻟْﺒَﺮَﺍﺀِ ﺑْﻦِ ﻋَﺎﺯِﺏٍ ﺭَﺿِﻲَ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻨْﻪُ ﻗَﺎﻝَ : ﻗَﺎﻝَ ﺍﻟﻨَّﺒِﻲُّ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ : ﺇِﺫَﺍ ﺃَﺗَﻴْﺖَ ﻣَﻀْﺠَﻌَﻚَ ﻓَﺘَﻮَﺿَّﺄْ ﻭُﺿُﻮﺀَﻙَ ﻟِﻠﺼَّﻠَﺎﺓِ ، ﺛُﻢَّ ﺍﺿْﻄَﺠِﻊْ ﻋَﻠَﻰ ﺷِﻘِّﻚَ ﺍﻟْﺄَﻳْﻤَﻦِ ، ﺛُﻢَّ ﻗُﻞْ : ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺃَﺳْﻠَﻤْﺖُ ﻭَﺟْﻬِﻲ ﺇِﻟَﻴْﻚَ ﺍﻟﺦ … ( ﺭﻭﺍﻩ ﺍﻟﺸﻴﺨﺎﻥ )
Dari al-Barra’ bin Azib ra, Rasulallah saw bersabda: “Jika kamu hendak tidur, maka berwudhulah seperti wudhu untuk shalat, kemudian berbaringlah diatas rusuk kanan dan katakanlah: Allahumma aslamtu wajhi ilaika .. dst (HR Bukhari Muslim)
.
Lalu dibuatkan bantalan dari tanah dibawah pipinya dan dibuka kafannya bagian kepala sekedar kelihatan pipinya kemudian ditempelkan pada tanah setelah itu ditutup dengan papan atau batu agar tidak terkena reruntuhan tanah yang akan dimasukkan, lalu ditutup dengan tanah secara pelan sambil mengharap baginya rahmat dari Allah.
Sebgaimana hadist diatas dari Saad bin Abi Waqqash ra,
ﻋﻦَّ ﺳَﻌْﺪَ ﺑْﻦَ ﺃَﺑِﻲ ﻭَﻗَّﺎﺹٍ ﺭَﺿِﻲَ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻨْﻪُ ﻗﺎﻝ ﻓِﻲ ﻣَﺮَﺿِﻪِ ﺍﻟَّﺬِﻱ ﻣَﺎﺕَ ﻓِﻴﻪِ : ﺍﻟْﺤَﺪُﻭﺍ ﻟِﻲ ﻟَﺤْﺪًﺍ ، ﻭَﺍﻧْﺼِﺒُﻮﺍ ﻋَﻠَﻲَّ ﺍﻟﻠَّﺒِﻦَ ﻧَﺼْﺒًﺎ ، ﻛَﻤَﺎ ﺻُﻨِﻊَ ﺑِﺮَﺳُﻮﻝِ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ( ﺭﻭﺍﻩ ﻣﺴﻠﻢ )
ia berkata saat-saat sebelum wafatnya: “Buatkanlah bagiku lubang lahad, lalu uruklah tanah kepadaku sebagaimana yang telah dilakukan oleh Rasulallah saw” (HR Muslim)
Pada saat menutup (menguruk mayat) disunahkan bagi para hadirin yang ada di sekitarnya mengambil tiga genggam tanah. Pada saat pelemparan genggaman:
pertama membaca: ﻣِﻨْﻬَﺎ ﺧَﻠَﻘْﻨَﺎﻛُﻢْ (“Dari bumi atau tanah Kami menjadikan kamu”).
Pada saat pelemparan genggaman kedua membaca: ﻭَﻓِﻴﻬَﺎ ﻧُﻌِﻴﺪُﻛُﻢْ (“Dan kepada bumi atau tanah Kami akan mengembalikanmu”). Dan pada pelemparan genggaman ketiga membaca: ﻭَﻣِﻨْﻬَﺎ ﻧُﺨْﺮِﺟُﻜُﻢْ ﺗَﺎﺭَﺓً ﺃُﺧْﺮَﻯ (“Dan dari bumi Kami akan membangkitkan kamu pada waktu yang lain”)
ﻋَﻦْ ﺃَﺑِﻲ ﻫُﺮَﻳْﺮَﺓ ﺭَﺿِﻲَ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻨْﻪُ ﺃَﻥَّ ﺭَﺳُﻮﻝ ﺍﻟﻠَّﻪ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﺻَﻠَّﻰ ﻋَﻠَﻰ ﺟِﻨَﺎﺯَﺓ ﺛُﻢَّ ﺃَﺗَﻰ ﻗَﺒْﺮ ﺍﻟْﻤَﻴِّﺖ ﻓَﺤَﺜَﺎ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻣِﻦْ ﻗِﺒَﻞ ﺭَﺃْﺳﻪ ﺛَﻠَﺎﺛًﺎ ( ﺻﺤﻴﺢ ﺍﺑﻦ ﻣﺎﺟﻪ )
Seusui dengan hadits dari Abu Hurairah ra, ia berkata: bahwa rasulallah saw shalat atas janazah, kemudian ikut menguburkannya lalu beliau mengambil tiga genggam tanah dan melemparkannya kearah kepala mayat. (HR Shahih Ibnu Majah)
ﻋﻦ ﻋَﻦْ ﺃَﺑِﻲ ﺃُﻣَﺎﻣَﺔَ ﺭَﺿِﻲَ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻨْﻪُ ﻗَﺎﻝَ : ﻟَﻤَّﺎ ﻭُﺿِﻌَﺖْ ﺃُﻡُّ ﻛُﻠْﺜُﻮﻡٍ ﺍﺑْﻨَﺔُ ﺭَﺳُﻮﻝِ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻓِﻲ ﺍﻟْﻘَﺒْﺮِ , ﻗَﺎﻝَ ﺭَﺳُﻮﻝُ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ : ﻣِﻨْﻬَﺎ ﺧَﻠَﻘْﻨَﺎﻛُﻢْ ﻭَﻓِﻴﻬَﺎ ﻧُﻌِﻴﺪُﻛُﻢْ ﻭَﻣِﻨْﻬَﺎ ﻧُﺨْﺮِﺟُﻜُﻢْ ﺗَﺎﺭَﺓً ﺃُﺧْﺮَﻯ ( ﺭﻭﺍﻩ ﺃﺣﻤﺪ ﺿﻌﻴﻒ ﻳﻌﻤﻞ ﺑﻪ ﻓﻲ ﺍﻟﻔﻀﺎﺋﻞ )
Dari Abu Umamah ra, ia berkata: ketika Rasulallah saw meletakah janazah Umu Kalstum (puteri Rasulallah saw) ke dalam kubur, beliau berkata: “inha khalaqnakum wa fiha nu’idukum wa minha nukhrijukum taratan ukhra”. Artinya: “Dari bumi atau tanah Kami menjadikan kamu, Dan kepada bumi atau tanah Kami akan mengembalikanmu, Dan dari bumi Kami akan membangkitkan kamu pada waktu yang lain” (HR Ahmad, hadits dhaif digunakan sebagai kebaikan)
Adapun adzan di telinga kanan dan iqamah di telinga kiri adalah jaiz (boleh dilakukan atau tidak)
Setelah proses pemakaman selesai, hadirin juga disunnatkan membaca do’a memohon kepada Allah ketetapan iman bagi mayat dan beristighfar baginya.
ﻋَﻦْ ﻋُﺜْﻤَﺎﻥَ ﺭَﺿِﻲَ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻨْﻪُ , ﻗَﺎﻝَ : ﻛَﺎﻥَ ﺍﻟﻨَّﺒِﻲُّ ﺇِﺫَﺍ ﻓَﺮَﻍَ ﻣِﻦْ ﺩَﻓْﻦِ ﺍﻟﺮَﺟُﻞِ ﻳَﻘِﻒُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﻗَﺎﻝَ : ﺍﺳْﺘَﻐْﻔِﺮُﻭﺍ ﻟِﺄَﺧِﻴْﻜُﻢْ ﻭَﺍﺳْﺄَﻟُﻮﺍ ﻟَﻪُ ﺍﻟﺘَّﺜْﺒِﻴﺖَ ﻓَﺈِﻧَّﻪُ ﺍﻵﻥَ ﻳُﺴْﺄَﻝُ ( ﺃﺑﻮ ﺩﺍﻭﺩ ﻭ ﺍﻟﺒﻴﻬﻘﻲ ﺑﺈﺳﻨﺎﺩ ﺟﻴﺪ )
Hal ini seusai dengan hadits dari Ustman bin Affan ra, ia berkata: bahwa Rasulallah saw jika selesai menguburkan seseorang, beliau berdiri lalu berkata: beristighfarlah kalian bagi saudaramu (mayat) dan mohonlah kepada Allah ketetapan baginya, sesungguhnya ia (mayat) sekarang akan ditanya” (HR Abu Dawud, al-Baihaqi dengan isnad baik)
ﻋَﻦْ ﻋَﻤْﺮُﻭ ﺍﺑْﻦِ ﺍﻟﻌَﺎﺹ ﺭَﺿِﻲَ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻨْﻪُ ﺃَﻧَّﻪُ ﻗَﺎﻝَ ﺣِﻴْﻦَ ﺣَﻀَﺮَﺗْﻪُ ﺍﻟﻮَﻓَﺎﺓُ : ﺇِﺫَﺍ ﺩَﻓَﻨﺘُﻤُﻮﻧِﻲ ﻓَﺸُﻨُّﻮﺍ ﻋﻠﻲَّ ﺍﻟﺘُّﺮَﺍﺏَ ﺷَﻨًّﺎ، ﺛُﻢ ﺃَﻗِﻴﻤُﻮﺍ ﺣَﻮﻝَ ﻗَﺒﺮِﻱ ﻗَﺪﺭَ ﻣﺎ ﺗُﻨﺤَﺮُ ﺟَﺰُﻭﺭٌ ﻭﻳُﻘﺴَﻢُ ﻟَﺤﻤُﻬﺎ ﺣﺘﻰ ﺃَﺳﺘَﺄﻧِﺲَ ﺑﻜﻢ ﻭﺃَﻧﻈُﺮَ ﻣﺎﺫﺍ ﺃُﺭَﺍﺟِﻊُ ﺑﻪ ﺭُﺳُﻞَ ﺭَﺑِّﻲ ( ﺭﻭﺍﻩ ﻣﺴﻠﻢ )
Dari ‘Amr bin al-‘Ash ra ketika datang kepadanya kematian, ia berkata: “Jika kalian telah memakamkan saya, maka lemparkanlah tanah ke arahku kemudian berdirilah di sekitar kuburku sekedar selama waktu menyembelih seekor unta lalu dibagi-bagikan dagingnya, sehingga saya dapat merasa tenang bertemu dengan kalian dan saya dapat memikirkan apa-apa yang akan saya jawabkan kepada utusan-utusan (malaikat) Allah (HR Muslim)
Senin, 11 Januari 2016
Tarbiyah: Demi Antar Jemput Seorang Siswi, Kereta Api Jepang...
Minggu, 10 Januari 2016
KUMPULAN KHUTBAH JUM'AT
Khutbah kadua:
اَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا اَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى
وَقَالَ تَعاَلَى اِنَّ اللهَ وَمَلآ ئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ اَبِى بَكْرٍوَعُمَروَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ اَعِزَّ اْلاِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ اَعْدَاءَالدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ اِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَاوَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ ! اِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلاِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِى اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوااللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرْ